Bataminfo.co.id, Batam – Tragedi kecelakaan kerja di kawasan industri galangan kapal PT ASL Shipyard Tanjung Uncang, Batam, kembali menelan korban jiwa. Setelah sebelumnya dilaporkan 10 pekerja meninggal dunia dan 18 lainnya mengalami luka-luka, kini jumlah korban tewas bertambah menjadi 11 orang. Korban terbaru adalah Roni Andreas Harefa, karyawan subkontraktor PT Satria Global Persada yang bekerja di bawah PT Rotary Engineer.
Roni, pria kelahiran Medan, 17 Desember 1989, sempat dirawat intensif di Ruang ICU Rumah Sakit Mutiara Aini sejak Rabu dini hari (15/10/2025) setelah mengalami luka bakar parah dan sesak napas akibat paparan asap tebal dari insiden ledakan di kapal tanker MT Federal II yang tengah diperbaiki di dok galangan PT ASL. Namun, upaya medis tidak berhasil menyelamatkan nyawanya. Sekitar pukul 15.35 WIB, tim dokter RS Mutiara Aini menyatakan Roni Andreas Harefa meninggal dunia.
Kapolresta Barelang Kombes Pol Zaenal Arifin saat dikonfirmasi pada Kamis sore (16/10/2025) membenarkan kabar duka tersebut. “Korban atas nama Roni Andreas Harefa, karyawan PT Rotary Engineer dan subcon PT Satria Global Persada, dinyatakan meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di ICU. Dengan demikian, total korban meninggal akibat insiden di PT ASL Shipyard saat ini mencapai 11 orang,” ujar Zaenal kepada Republikbersuara.com.
Zaenal juga mengungkapkan bahwa pihaknya tengah memperkuat proses penyelidikan untuk mengungkap penyebab pasti tragedi ini. “Tim penyidik sudah mengamankan sejumlah dokumen dan keterangan saksi dari lokasi kejadian. Selain itu, Tim Laboratorium Forensik (Labfor) dari Mabes Polri dijadwalkan tiba di Batam pada Jumat (17/10/2025) untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP),” tambahnya.
Tim Labfor nantinya akan menelusuri dugaan adanya kebocoran gas, percikan api, atau kelalaian prosedur keselamatan kerja (K3) yang menjadi penyebab ledakan dan kebakaran hebat tersebut. Pemeriksaan juga akan difokuskan pada sistem keamanan kerja di lingkungan PT ASL Shipyard dan perusahaan-perusahaan subkontraktor yang beroperasi di dalamnya.
Sementara itu, suasana duka masih menyelimuti keluarga korban di Batam dan Medan. Beberapa rekan kerja Roni yang ditemui di RS Mutiara Aini tampak tak kuasa menahan tangis. “Dia orangnya baik, rajin kerja, dan baru dua bulan balik lagi ke proyek ASL,” ujar salah satu rekan korban dengan suara bergetar.












