BIN Bantah Servernya Diserang Hacker Asal China Mustang Panda

Ilustrasi peretasan. Foto : internet

Bataminfo.co.id – Badan Intelijen Negara (BIN) membantah kabar bahwa sistem jaringan internalnya diretas oleh hacker asal China. BIN memastikan bahwa saat ini server mereka dalam kondisi aman terkendali dan tak ada pembobolan jaringan ataupun server.

“Hingga saat ini server BIN masih dalam kondisi aman terkendali dan tidak terjadi hack sebagaimana isu yang beredar bahwa server BIN diretas hacker asal China,” jelas Deputi VII BIN Wawan Hari Purwanto kepada Liputan6.com, Selasa (14/9/2021).

Kendati begitu, Wawan mengatakan pihaknya terus mendalami dan berkoordinasi dengan stakeholder terkait kebenaran informasi peretasan server BIN dan kementerian lainnya. Dia menekankan bahwa BIN selalu melakukan pengecekan sistem secara berkala.

BACA JUGA:   Jika Kasus Covid-19 Turun, Presiden Jokowi Longgarkan PPKM Darurat 26 Juli

“BIN selalu melakukan pengecekan secara berkala terhadap sistem yang berjalan termasuk server untuk memastikan bahwa server tersebut tetap berfungsi sebagaimana mestinya,” katanya.

Dia menilai serangan siber terhadap BIN merupakan hal yang wajar. Hal ini mengingat BIN terus bekerja untuk menjaga kedaulatan NKRI dan mengamankan kepentingan nasional rakyat Indonesia.

“BIN bekerja sama dengan BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara), Kominfo serta lembaga pemerintah lainnya untuk memastikan jaringan BIN aman dan bebas dari peretasan,” tutur Wawan.

BACA JUGA:   Akibat Cut And Fill Proyek Pembangunan Pusat Data Nasional Air Laut Di Pantai Teluk Mata Ikan Tercemar

Sebelumnya, sistem jaringan internal 10 kementerian dan lembaga negara diduga disusupi kelompok hacker asal Tiongkok. Salah satunya lembaga negara yang disusupi adalah Badan Intelijen Negara (BIN).

Dugaan ini berdasarkan laporan dari Insikt Group, divisi riset ancaman dari Record Future. Dikutip dari situs The Record, Minggu (12/9/2021), aksi penyusupan ini diperkirakan dilakukan oleh Mustang Panda.

Mustang Panda merupakan kelompok peretas asal Tiongkok yang dikenal kerap melakukan aksi mata-mata siber dan memiliki target operasi di wilayah Asia Tenggara. Para peneliti Insikt Group mengatakan mereka menemukan aksi penyusupan ini pertama kali pada April 2021.

BACA JUGA:   Gesa Capaian 100 Persen, Binda Kepri Gelar Vaksinasi di Tiga Tempat

Ketika itu, mereka mendeteksi ada malware command and control (C&C) yang dioperasikan oleh kelompok Mustang Panda dan berkomunikasi dengan host yang ada di jaringan pemerintah Indonesia.

Setelah ditelusuri aktivitas tersebut ternyata sudah terjadi sejak Maret 2021. Namun belum diketahui sasaran dan metode pengiriman malware yang dilakukan. Selain BIN, para peneliti tidak mengungkap kementerian atau lembaga lain yang menjadi target aktivitas ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *