Neto Penarikan Uang Kartal Selama Pandemi -77,1 Persen

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepri, Musni Hardi K Atmaja. Foto : sahab/nio

Bataminfo.co.id, Batam – Dampak dari kondisi perekonomian Kepri yang melambat, transaksi tunai juga diakui mengalami penurunan.

Hal ini diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepri, Musni Hardi K Atmaja. Diakuinya hal ini terlihat dari menurunnya neto penarikan uang kartal oleh perbankan dari BI Prov. Kepri (kontraksi net outflow) sebesar -77,1% (yoy).

Sementara itu, selama Idul Fitri Mei 2020 lalu penarikan uang kartal oleh perbankan dari BI Prov. Kepri (outflow) tercatat lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dinilai, karena rendahnya kebutuhan uang kartal di masyarakat pada periode Ramadhan dan Idul Fitri.

BACA JUGA:   Tengah Diperiksa Polisi, Terduga Pengedar Narkoba di Batam Tewas

Penurunan outflow, katanya, didorong oleh adanya pergeseran cuti lebaran, larangan mudik, penurunan pendapatan masyarakat, pembatasan sosial dan seiring meningkatnya penggunaan transaksi digital di masa pandemi COVID-19,” imbuhnya, Kamis (25/6/2020)

Ia melanjutkan sejak awal merebaknya COVID-19 di Indonesia sampai dengan 18 Juni 2020 jumlah uang setoran bank yang diterima oleh BI Prov. Kepri berjumlah Rp1,4 Triliun.

Dari jumlah tersebut sebanyak Rp295 Miliar telah diolah sementara sisanya masih menunggu untuk dilakukan pengolahan/karantina.

“BI juga mendorong penggunaan transaksi secara non tunai menggunakan kartu debit, kartu kredit, mobile banking, dan uang elektronik (UE) termasuk penggunaan QRIS (QR Code Indonesian Standard) di masa pandemi COVID-19,” tuturnya.

BACA JUGA:   Harga Gula Pasir Tak Lagi Manis, Rakyat Menjerit

Jumlah nominal transaksi menggunakan UE pada April 2020 tercatat sebesar Rp128,3 miliar, meningkat sekitar 34% dari transaksi UE pada Maret 2020.

Seiring dengan peningkatan tersebut, jumlah merchant QRIS di Kepri hingga 19 Juni 2020.

“Peningkatan mencapai 35,343 unit yang sebagian besar berada di Kota Batam, disusul Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan,” terang Musni.

Sementara realisasi inflasi Kepri pada Mei 2020 tercatat sebesar 0,52% (yoy). Lebih rendah dibanding bulan sebelumnya sebesar 1,00% (yoy) maupun inflasi Nasional sebesar 2,19% (yoy).

BACA JUGA:   Program Kartu Prakerja Gelombang 12 Resmi di Buka, ini 3 Alasan yang Bisa Bikin Tak Lolos Pendaftaran

Penurunan inflasi tersebut sejalan dengan penurunan tekanan inflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau serta kelompok transportasi yang terdampak oleh pelemahan permintaan/daya beli masyarakat.

“BI Kepri memperkirakan inflasi Kepri pada tahun 2020 dapat terkendali dibawah kisaran sasaran inflasi sebesar 3 + 1%. Upaya pengendalian inflasi oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus dilakukan melalui implementasi strategi 4K (ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga dan komunikasi efektif),” katanya. (sahab)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *