Perusahan Peternakan Babi Terbesar Se-Asia di Pulau Bulan Diduga Abaikan Hak Karyawan

Ket Foto : Ratusan Karyawan PT Indotirta di Pulau Bulan saat unjuk rasa menuntut hak mereka | dok.ist/BI

Bataminfo.co.id, Batam – Polemik ratusan Buruh dengan salah satu perusahaan anak cabang Salim Group yakni, PT Indotirta Suaka yang berlokasi di Pulau Bulan Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) kian memanas karena dinilai pihak perusahan seolah mengabaikan tuntutan Karyawannya.

Pasalnya, para Pekerja (Karyawan) perusahan tersebut yang terus melakukan upaya demontsrasi demi terpenuhinya hak mereka ternyata hingga kini belum juga mendapatkan feedback (respon balik) dari pihak PT.

Permasalahan ini merupakan buntut panjang dari tindakan pihak perusahaan yang melakukan PHK terhadap ratusan Karyawannya tanpa diberikan uang pesangon. Oleh karena itu, berbagai upaya untuk mendapatkan hak mereka terus dilakukan. Kendati begitu, hingga kini upaya para Buruh itu belum juga berbuah manis.

Informasi terkini, sebagaimana yang diungkapkan oleh Virgilius Rutu selaku Koorrdinator korban (Karyawan) PHK, bahwa terkait hal itu Dinas Ketenagakerjaan juga telah memanggil pihak Perusahaan untuk mediasi. Namun kata Virgil, tak juga direspon. Pihak PT tersebut bahkan tak juga menyampaikan alasan ketidakhadirannya dalam mediasi itu. Meski begitu, Karyawan masih terus berupaya untuk menuntut haknya.

BACA JUGA:   Ini Penjelasan Udin P Sihaloho Usai Videonya Cekcok Dengan Warga Viral, Udin: Niat Saya Baik Malah Diserang

“Pihak Managemet PT Indotirta Suaka kelihatan kurang merespon panggilan untuk mediasi di Disnaker. Pada triparti pertama hari Selasa 7 Mei yang hadir hanya utusan dari HRD Foreman (Rovinus) dan Superivisor (Ilham) dan kamis 16 Mei tidak ada yang datang dari pihak perusahaan sehingga tidak jadi triparti. Sementara dari pihak pekerja masih menuntut hak – hak mereka yang diabaikan oleh perusahaan. Gk ada alasan kenapa tidak hadir. Kalau sampai saat ini masih ada sekitar 150 lebih Karyawan yang berjuang,” ungkap Virgilius yang akrab disapa Virgil itu pada Senin, (27/05/2024).

Kepada Bataminfo.co.id, Virgil menuturkan bahwa pihaknya menduga adanya keberpihakan dari oknum yang merupakan Pengurus serikat pekerja disana. Tak hanya itu. Kata dia, bahkan terkait laporan koperasi di Pulau Bulan juga dinilai tak jelas.

BACA JUGA:   Bupati Karimun Buka Festival Pelangi Budaya Nusantara 2023

“Ini kan ada indikasi keberpihakan ketua Serikat pekerja Nikeuba Duma Sitanggang terhadap perusahan sangat kental sehingga Buruh merasa dirugikan dengan cara – cara tidak sesuai UU tenaga kerja atau UU serikat pekerja. Belum lagi masalah koperasi Pulau Bulan yang laporan keuangannya tidak jelas, masalah RAT yang mereka laksanakan pada tanggal 25 April di Pulau Bulan terkesan rekayasa sebab melalui standar tidak kuorum dari jumlah keseluruhan anggota 641 orang yang hadir hanya 79 orang dan yang ikut zoom meeting hanya 10 orang dan banyak diskriminasi terhadap anggota Kopkar karena Duma Sitanggang juga selaku pengawas yang mendominasi mengambil semua keputusan,” kata dia.

Pihaknya berharap kepada Pemerintah terkait agar bisa segera mengatasi dan menuntaskan persoalan ini. Karena mereka menilai adanya hal yang bertentangan dengan Undang – undang.

BACA JUGA:   Mantap! Pelabuhan Resmi Sei Jang Diduga Jadi Lokasi Bongkar Muat Barang Ilegal Dari Batam

“Jadi Harapan para buruh tolong pihak Pemerintah baik Dinas Tenaga kerja atau kementrian Tenaga kerja bisa memecahakan persoalan yang sedang dihadapi oleh para buruh ini dan Dinas Koperasi. Kementrian terkait mohon diperhatikan dan harus serius menangani persoalan ini sebab pelaksaan koperasi di Pulau Bulan sangat bertentangan dengan UU koperasi nomor 25 tahun 1992 atau AD/ART kopkar sendiri,” tegasnya.

Sebagai informasi untuk diketahui, PT Indotirta Suaka merupakan perusahaan agrobisnis bidang peternakan terpadu berorientasi ekspor dan berskala internasional, yang berada di Pulau Bulan Batam. Hal itu diungkapkan juga oleh Virgil saat diwawancarai oleh Tim Bataminfo.co.id.

“Termasuk perusahan peternakan babi terbesar di Asia yang diexpor ke Singapura dengan nilai expornya kurang lebih 1000 ekor babi per hari,” ungkapnya. (Non/BI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *