Misteri Mobil Mewah Aston Martin Yang Turut Disita Dalam Kasus Love Scamming di Batam

Mobil Mewah Aston Martin yang diduga turut disita dalam kasus love scamming 88 WNA China di Batam. (Dok. Istimewa)

Bataminfo.co.id – Kasus love scamming yang melibatkan 88 WNA China di Batam terus bergulir dan memunculkan sejumlah teka-teki.

Mulai dari dugaan keterlibatan seorang pengusaha hiburan malam berinisial AM sebagai sponsor, hingga barang bukti yang berhasil diamankan polisi.

Satu di antaranya adalah sebuah mobil mewah merk Aston Martin yang terparkir di Mapolda Kepri. Meskipun tidak diketahui tipe dan tahunnya, mobil mewah tersebut ditaksir bernilai miliaran Rupiah.

BACA JUGA:   Marak Beredar IPhone Ex Inter di Lucky Plaza ini Kata Bea Cukai Batam 
Mobil mewah Aston Martin (tengah, ditutup) yang turut disita dalam kasus love scamming di Batam. (Dok. Istimewa)

Dari isu yang beredar, ada yang menyebutkan bahwa mobil mewah itu terafiliasi dengan pengusaha berinisial AM melalui ponakannya  dan suaminya.

Isu lain, mobil mewah itu di beli dari sebuah showroom a mobil yang berlokasi di Baloi Indah, Lubuk Baja, Kota Batam.

Ketika dikonfirmasi terkait hal ini, Kabid Humas Polda Kepri, Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad enggan menjawab pertanyaan yang diajukan Bataminfo. Ia mengarahkan untuk ditanyakan kepada Dirreskrimsus Polda Kepri, Kombes Pol Nasriadi.

BACA JUGA:   Akses Jalan Menuju Terminal Jodoh Kumuh

“Wa’alaikumsalam. Terkait penanganan kasus ini pesan Dirkrimsus agar hubungi dia,” jawab Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad kepada Bataminfo, Rabu (6/9/2023).

Namun, Dirreskrimsus Polda Kepri, Kombes Pol Nasriadi tidak merespon pesan WhatsApp yang dikirimkan kepadanya.

Sebelumnya, aparat menangkap 88 WNA China di Komplek Cammo Industrial Park, Simpang Kara, Kota Batam, Kepulauan Riau, pada Selasa (29/8/2023) malam. Sebanyak 83 orang di antaranya adalah laki-laki dan sisanya 5 orang perempuan.

BACA JUGA:   Koki Hotel Penuin Ditemukan Tewas di Kamarnya, Diduga Terinfeksi HIV

Modus para pelaku yakni memperdaya korban hingga terjadi video call sex dan kemudian digunakan untuk memeras. Sejauh ini para korbannya adalah warga China. Polisi masih melakukan pendalaman untuk mengetahui apakah ada korban dari Indonesia. (RED/BI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *