Batam  

Sengketa Lahan Tanjung Uma Seakan Tak Berakhir, Warga Nyaris Bentrok Dengan Tim Terpadu

Ket Foto: Aksi adu argumen antara Warga Tanjung Uma dengan Tim Gabungan kembali terjadi | Kamis, (30/23) | dok.warga setempat/BI

Bataminfo.co.id, Batam – Warga RT 07 RW 06 Tanjung Uma, Kelurahan Sei Jodoh, kota Batam, Provinsi Kepri kembali dikejutkan dengan kedatangan Tim Terpadu yang terdiri dari TNI Polri, Satpol PP dan Ditpam BP Batam pada Kamis, (30/03/2023).

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari warga setempat, Tim gabungan itu ke lokasi tersebut sekitar pukul 09.00 WIB dengan tujuan untuk memberi patok atau titik koordinat batas lahan pemukiman warga setempat dengan perusahaan (PT Cahaya Dinamika).

“Rameh tadi. Mereka datang sekitar jam 09.00 pagi. Sempat ribut dengan warga,” ucap seorang warga yang enggan menyebut namanya.

BACA JUGA:   537 Kontainer Tekstil Ilegal Masuk Indonesia Melalui Batam

Dari keterangan Muhammad Arsono selaku Ketua RT 07, mengatakan bahwa, sebelumnya tim gabungan juga sudah pernah mendatangi lokasi mereka dengan tujuan yang sama, namun dirinya menyayangkan pihak Aparat yang diketahui selalu datang bertepatan dengan bulan suci ramadhan.

“Kalo ini punya PT Cahaya Dinamika. Ini sudah berulang-ulang kali ini mereka datang. Mereka datang untuk mengukur kembali row 35, row 20. Kami hanya meminta titik koordinatnya. Sampai sekarang belum ada kejelasan. Dari dulu mereka selalu masuk saat bulan puasa. Tadi saya dapat informasi bahwa, titik koordinatnya itu di bagian belakang. Nah, itu banyak rumah yang akan terdampak. Pada intinya, kita hanya meminta titik koordinatnya itu melalui surat resmi,” tutur Arsono.

BACA JUGA:   Karyawan Sate Kendal di Nagoya Ditemukan Tewas Gantung Diri

Kendati begitu, kata Arsono, pihaknya sama sekali tak ingin lokasi tempat mereka bermukim itu digusur, dengan alasan pihaknya telah cukup lama menempati lahan tersebut yang kini menjadi salah satu kampung tua di Batam.

“Status disini Kampung Tua.
Rata-rata warga sudah di sini dari tahun 1990 an. Saya sendiri dari tahun 1990. Ada juga yang sudah ada disini dari tahun 1995. Intinya, warga tak ingin digusur apapun ceritanya,” ucapnya.

BACA JUGA:   Sambut New Normal, Dynasty Pub Batam Gelar Pesta Miras Tanpa Jaga Jarak

Sementara, Arsono juga sempat menjelaskan terkait aksi adu mulut antara Tim Terpadu dengan Warga setempat yang menolak adanya pengukuran dan penetapan titik koordinat tersebut.

“Tadi sih nggak bentrok. Cuman adu argumen aja. Yang datang tadi itu Tim Terpadu. Warga tadi memang menolak mereka,” tandasnya. (Non/BI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *