Bataminfo.co.id, Batam – Petugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Khusus Kepri tidak melakukan pencarian terhadap Suhardi (43), tekong Speedboat bermuatan mikol dan rokok yang terlempar di laut usai ditabrak kapal unit patroli BC 1410 di Perairan Nongsa, Batam , Senin (14/12/2020) malam.
Salah seorang saksi berinisial E, mengaku melihat langsung kapal patroli BC menabrak speedboat yang berisi ribuan mikol dan rokok tersebut. Ia menyebutkan diatas speedboat tersebut terdapat tujuh orang. Mereka berusaha menghindar agar tidak ditabrak kapal patroli BC.
“Cuma terlambat gak bisa menghindar, mereka di tabrak dari lambung sebelah kiri. Salah satu orang diatas Speedboat bernama Suhardi (42), terlempar ke laut,” ujar E, kepada Bataminfo.co.id, Minggu (20/12/2020) pagi.
Dia menuturkan, usai menabrak lambung kiri Speedboat, petugas DJBC Khusus Kepri, mengamankan enam orang yang berada di Speedboat beserta barang muatannya. Sementara satu orang yang terlempar ke laut tidak dilakukan pencarian.
“Sangat disayangkan, Petugas patroli DJBC Kepri tidak melakukan pencarian korban yang terlempar kelaut, dan petugas DJBC Kepri hanya mengamankan enam ABK di kapal, beserta barang bukti,” ungkapnya.
“Mereka bukannya mencari si korban, mereka tidak ada tanggung jawab. Binatang saja kita tabrak, kita ada rasa kasihan apalagi ini manusia mereka main tinggal saja,” tambahnya.
Selanjutnya, narasumber juga mengatakan, DJBC Kepri juga telah berbohong kepada publik dalam keterangan rilisnya, yang mana kapal patroli DJBC Kepri rusak saat menabrak kapal speadboat tersebut.
“Tampak kapal speadboat ditabrak kapal patroli DJBC Kepri di lambung sebelah kiri. Kapal patroli tersebut tidak ada mengalami kerusakan, Speedboat yang ditabrak yang rusak,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Kanwil DJBC Khusus Kepri Agus Yulianto yang dikonfirmasi terkait hal tersebut melalui pesan singkat dari aplikasi WhatsApp hingga berita ini diunggah belum memberikan jawaban. (tim)
