Kapal Berbendera Iran Diduga Lalai dan Tabrak Terumbu Karang, KSOP : Hanya Ada Tumpahan Minyak Tak Ada Terumbu Karang Rusak

Kapal Berbendera Iran, Mv Shahraz. Foto : Nio/BI

Bataminfo.co.id, Batam – Kapal berbendera Iran bermuatan kontainer, MV Shahraz kandas di terumbu karang perairan Batu Berhenti, Pulau Sambu, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) sejak 11 Mei lalu. Kapal ini kandas diduga karena kelalaian dan juga menimbulkan kerusakan pada biota laut sekitaran kawasan.

Kapten Manik selaku pemerhati kelautan dan perkapalan yang dimintai komentar mengatakan, bila melihat kondisi kapal yang sudah membentuk patahan pada bagian kontruksi lambungnya dan kini hampir sebulan berada dalam posisi duduk diam, maka kapal itu dikategorikan telah berlabuh jangkar diatas karang dan hal itu bisa dipastikan terumbu karang disana telah mengalami kerusakan.

“Bisa dipastikan terumbu karang mengalami kerusakan. Terkecuali kapal pada saat air pasang dia mengapung dan keluar dari posisi kandas, tetapi saat dipengaruhi air pasang atau surut, kapal tersebut masih diam pada posisinya, maka kapal itu bisa dikategorikan sudah berlabuh jangkar di karang tersebut,” ujar pria yang sudah berkecimpung di dunia kealutan dan perkapalan selama lebih kurang 25 tahun ini, Sabtu (06/06/2020).

Ia menjelaskan, kerusakan terumbu karang dalam kasus ini diduga terjadi seluas lunas atau bagian bawah kapal yang terduduk di posisi kandasnya. Hal ini dapat dilihat melalui bagian lunas yang telah mengalami deformasi atau perubahan bentuk atau ukuran dari sebuah objek karena diterapkannya gaya, akibat dari kekuatan tarik, kekuatan tekan, geser, lipatan atau torsi.

BACA JUGA:   KPPBC TMP B Karimun Gagalkan Penyelundupan Sabu 325 Gram

Namun demikian ia melanjutkan, untuk memastikan seberapa parah terumbu karang yang rusak akibat kapal asing yang memiliki data callsign EPBR2, Length/Beam 300/40 m serta current draught 14.6 m ini, bisa dilakukan dengan pemeriksaan fisik atau survey underwater (bawah laut).

“Untuk memastikannya bisa dilakukan dengan pemeriksaan fisik. Hanya saja hal itu baru bisa dilakukan setelah kapal berhasil ditarik keluar dari posisi kandasnya,” kata dia.

Sementara untuk dugaan kelalaian kata dia dapat dilihat berdasarkan Automatic Indentification System (AIS), dimana kapal terlihat jelas sudah menyimpang dari haluan kapal atau keluar dari alur pelayaran. Posisinya yang smula berada di alur internasional zone dengan haluan east bound, tampak secara perlahan bergerak meninggalkan channel (alur) mendekati daerah dangkal hingga mengakibatkan kandas.

“Bisa dikategorikan ini human error yang paling sangat mendasar. Karena dia dalam berlayar, dia dalam chanel, dia punya kecepatan laju, dan dia berada dizona rawan kandas dan kecelakaan, karena batu berhenti adalah salah satu selat tersibuk di dunia.

BACA JUGA:   Ampuh Batam Layangkan Somasi ke Agen Kapal MV Shahraz

Hal ini kata dia, membuat sudah jelas insiden kandasnya kapal oleh karena adanya kelalaian, dimana kapal MV Shahraz telah mengabaikan aturan 9 Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut (P2TL) yang berlayar di alur pelayaran sempit.

“Menjadi kewenangan pemerintah Indonesia dalam menangani permasalahan ini,” ujarnya.

Lanjut Kapten Manik, kandasnya kapal berbendera Iran tersebut juga diduga telah mengakibatkan kerugian bagi Indonesia. Pasalnya, pemerintah Indonesia selalu melakukan perawatan terhadap laut di sekitar Perairan Batu Berhenti tersebut.

“Itu selalu dirawat. Ada anggaran pemeliharaannya yang dilakukan oleh pemerintah melalui dinas perhubungan laut. Sudah jelas Indonesia sangat dirugikan dalam hal ini,” kata Kapten Manik.

Sementara itu, Kasiops Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Tanjung Balai Karimun, Abdul Rahman membantah adanya kerusakan terumbu karang akibat kandasnya kapal ini. Menurutnya hantaman kapal hanya menyebabkan paparan tumpahan minyak di sekitaran lokasi.

BACA JUGA:   Tabrak Terumbu Karang, Kapal KM Bahtera Melayu Kandas di Perairan Lingga

“Tidak ada, kalau terumbu karang yang rusak tidak ada. Terus kalau soal tumpahan minyak sekarang sudah teratasi dan terkendali,” kata Abdul Rahman saat dihubungi melalui sambungan seluler, Kamis (04/05/2020).

Ia menjelaskan, untuk paparan tumpahan minyak sudah teratasi denhan dilakukan menggunakan alat Oil boom atau peralatan yang digunakan untuk melokalisir atau mengurung tumpahan minyak di air.

“Sudah ditugaskan ada 2 tugboat disana. Melakukan survey underwater (bawah laut) untuk melihat tumpahan minyak itu tetap dalam pengawasan. Setelah minyak itu berhasil dikepung, nanti lalu akan disedot pakai alat,” kata dia.

Sementara untuk penyebab insiden kecelakaan ini, ia menjelaskan bukan karena kelalaian ataupun human error. Melainkan kandas karena saat berlayar menghindari dua kapal nelayan yang masuk rute pelayaran kapal besar.

“Kemarin kita sudah rapat dan melihat dari sonar radar itu ada kapal nelayan masuk rute pelayaran, padahal sudah kita ingatkan tidak boleh ada aktifitas disana. Jadi insiden ini indikasinya karena mengelak kapal nelayan tadi, kapal dibelokkan dan makannya menghantam lalu nyangkut disitu,” terangnya. (nio)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *