Bataminfo.co.id, Batam – Masyarakat di Provinsi Kepri diminta berhati-hati saat beraktifitas di laut. Hal ini karena diperkirakan gelombang tinggi dan arus laut cukup kencang di perairaan Kepri dan beberapa wilayah perairan lainnya di Indonesia.
“Berdasarkan pantauan BMKG, perairan dengan gelombang sedang 1,25 meter (m)- 2,50 m diperkirakan terjadi di Selat Malaka, perairan Banda Aceh Lhokseumawe, perairan barat Aceh hingga Kepulauan Mentawai, perairan Enggano Bengkulu, perairan barat Lampung, Teluk Lampung bagian selatan, Samudra Hindia barat Aceh hingga Kepulauan Mentawai, Laut Natuna, perairan timur Kepulauan Bintan, perairan selatan Kalimantan,” ujar Koordinator informasi meteorologi maritim BMKG Andri Ramdhani, di Jakarta, Minggu (3/1) kemarin.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari barat laut timur laut dengan kecepatan 5-30 knot. Sedangkan wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari barat daya barat laut dengan kecepatan 4-25 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan Sabang, Selat Malaka bagian utara, Laut Natuna utara, dan perairan Kepulauan Bintan. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.
Selain itu, gelombang sedang terjadi di Laut Jawa bagian timur, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Jawa hingga Pulau Sumba, Selat Bali Lombok Alas Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu, perairan Pantai Sawu – Kupang Pulau Rote.
Potensi itu juga terjadi di Selat Makassar bagian utara, Laut Sulawesi, perairan timur Kepulauan Sitaro, perairan Bitung Likupang, Laut Maluku, perairan barat Kepulauan Halmahera, perairan utara Kepulauan Banggai, Kepulauan Sula, Laut Banda, perairan Kepulauan Sermata hingga Kepulauan Tanimbar, perairan Kepulauan Kei, Kepulauan Aru, Laut Arafuru, perairan selatan Pulau Yos Sudarso, Teluk Cenderawasih, dan perairan utara Jayapura Sarmi.
Sementara lanjutnya, untuk gelombang tinggi 2,50 m-4 m terjadi di beberapa perairan Indonesia, di antaranya perairan utara Sabang, Samudera Hindia barat Bengkulu hingga Lampung, perairan Kepulauan Natuna, Kepulauan Anambas, perairan Kepulauan Sangihe, Kepulauan Talaud, perairan utara dan timur Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat hingga Pulau Biak, dan Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua.
Untuk potensi gelombang sangat tinggi 4-6 m berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara.
BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu tetap waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan dengan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25.
Sedangkan untuk kapal tongkang perlu waspada kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m. Untuk kapal ferry waspada saat kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang lebih dari 2,5 m. Kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar waspada kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 m.
“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal serta beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap waspada,” ucapnya.
Puncak Musim Hujan
Sementara itu terkait perkembangan cuaca, Sub Koordinator Peringatan Dini Cuaca BMKG Agie Wandala Putra mengatakan, awal tahun 2021 masyarakat akan menghadapi periode puncak musim hujan yang akan diiringi sebuah fenomena La Nina.
Fenomena ini akan memberi dampak kontribusi curah hujan di kawasan Indonesia yang lebih dari biasanya. Sehingga periode puncak musim hujan dengan adanya dapat meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, longsor.
“BMKG mengimbau kepada masyarakat di seluruh Indonesia agar berhati-hati dan waspada. Kami identifikasi beberapa daerah terancam bencana hidrometeorologi,” katanya baru-baru ini.
Di awal Januari 2021, BMKG juga melihat ada wilayah yang akan mengalami potensi cuaca ekstrem. Beberapa daerah yang akan mengalami hujan lebat yakni di wilayah Sumatera sekitar Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau dan Bangka Belitung, sekitar Jambi, Sumatera Selatan dan juga Lampung.
Kemudian BMKG juga melihat daerah pertemuan angin yang cukup memanjang di wilayah Jawa. Hal ini akan mengakibatkan curah hujan tinggi di sepanjang Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Masyarakat di kawasan ini perlu waspada hujan lebat di periode awal tahun 2021.
Agie memaparkan, Kalimantan, Sulawesi Juga Papua secara khusus daerah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah Selatan dan juga Tenggara ini adalah kawasan-kawasan yang erlu mewaspadai periode hujan lebat di awal tahun.
“Sehingga BMKG mengimbau masyarakat agar mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi yang akan berupa banjir, genangan, banjir bandang dan longsor,” tuturnya.
Kondisi cuaca ekstrem ini dipengaruhi fenomena global. Selain La Nina, monsoon Asia, pada saat ini ada fenomena cuaca yang akan memberikan dampak cukup signifikan adanya gelombang tropis yang membuat pertumbuhan awan hujan yang lebih masif dan luas.
Selain itu lanjut Agie, kelembaban udara dan suhu muka laut di kawasan Indonesia relatif mendukung suplai udara basah di kawasan Indonesia. Terlebih lagi adanya daerah-daerah pertemuan angin, daerah pelambatan angin ini biasanya juga diasosiasikan hujan lebat dan potensi petir.
Oleh karena itu, masyarakat perlu mengetahui kerawanan bencana hidrometeorologi di daerahnya. Harus tahu pula langkah evakuasi jika berada di daerah rawan bencana tersebut. Sebab lanjutnya, sifat bencana hidrometeorologi seperti banjir dan banjir bandang terjadi cepat. Masyarakat juga bisa memantau perkiraan cuaca melalui info BMKG dan media sosial BMKG.
sumber : BeritaSatu.com