slot gacor
PP POLRI & Fasilitas Mewah dari 11 Cukong Termasuk Surya Darmadi Koruptor Terbesar Sepanjang Sejarah - BatamInfo.co.id

PP POLRI & Fasilitas Mewah dari 11 Cukong Termasuk Surya Darmadi Koruptor Terbesar Sepanjang Sejarah

The Tribrata Dharmawangsa. (Dok. Istimewa via IDN Times)

Bataminfo.co.id, Jakarta – Sekitar lima menit perjalanan dari Mabes Polri, berdiri bangunan megah bernuansa Yunani kuno dengan pilar-pilar yang menjulang tinggi. Dindingnya bercat putih bersih dihiasi ukiran dekoratif dan jendela jangkung khas bangunan Eropa. Elegan dan mewah, seperti bintang lima.

Terletak di kawasan elit Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Namanya The Tribrata Dharmawangsa. Sebuah gedung pertemuan yang kerap digunakan untuk berbagai event seperti acara pernikahan, kegiatan sosial dan rapat perusahaan.

Sebut saja pernikahan Baim Wong dan Paula Verhoven. Lalu, ada pengajian 40 hari kematian Vanessa Angel dan Febri Andriansyah. Termasuk agenda-agenda penting Polri juga sering digelar di sini. Dua akses masuk Timur dan Barat memungkinkan dua acara berbeda dilaksanakan secara bersamaan.

Di lantai dasar terdapat Opus Grand Ballroom seluas 1.650 meter persegi. Di lantai dua ada The Aria Ballroom & Terrace seluas 1.000 meter persegi serta 11 ruang pertemuan berkapasitas 100-150 orang. Ditambah Elisse Lounge, Doux et Doux dan jasa ketring.

BACA JUGA:   Pesawat Hilang Kontak, ini Pernyataan Manajemen Sriwjaya

Untuk mendukung para tamu dan pengguna, disediakan fasilitas Hotel Sutasoma dengan 111 kamar yang tersebar di delapan lantai. Harganya berkisar antara Rp 750 ribu sampai Rp 2,75 juta. Hotel ini juga dilengkapi lounge, bar dan rooftop cafe.

The Tribrata Dharmawangsa diresmikan pada 12 Oktober 2018 atau baru beroperasi selama 4 tahun. Sedangkan Hotel Sutasoma peletakan batu pertamanya dilaksanakan pada 11 Juli 2019.

Pembangunan The Tribrata Dharmawangsa dan Hotel Sutasoma diselenggarakan oleh PP Polri (Persatuan Purnawirawan Polri) untuk memberdayakan tanah milik Polri setelah kantor PP Polri, Balai Tetap Setia Polri dan perkantoran lainnya.

Usut punya usut, dana pembangunannya bukan berasal dari anggaran Polri atau negara, melainkan dari 11 pengusaha melalui pribadi maupun lembaga sosialnya yang dihibahkan kepada PP Polri.

Beberapa di antaranya bersumber dari Surya Darmadi, bos Duta Palma Group yang dijuluki koruptor terbesar sepanjang sejarah dengan kerugian negara ditaksir mencapai Rp 78 triliun.

BACA JUGA:   Kominfo Minta Warga Tak Sebar Ketakutan Pasca Penyerangan Mabes Polri

Lalu, ada Robert Priantono Bonosusatya yang pernah menjadi penjamin utang anak mantan Kepala BIN Budi Gunawan sebesar Rp 57 miliar. Baru-baru ini ia bersama Yoga Susilo juga disebut-sebut sebagai sosok yang diduga memberikan fasilitas jet pribadi kepada Brigjen Hendra Kurniawan.

Berikut 11 pihak swasta yang menghibahkan gedung dan fasilitas kepada PP Polri sebagaimana dalam Prasasti The Tribrata yang ditandatangani oleh Ketua Umum PP Polri, Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri:

1. Artha Graha Peduli (Tommy Winata)
2. H. Samsudin Andi Arsyad (Haji Isyam) – Jhonlin Group
3. Kennet Lian – Suryamas Group
4. Tanoto Foundation (Sukanto Tanoto) – RGE Group
5. Yoga Susilo – MMS Group
6. Robert Priantono Bonosusatya – Synthesis Development, dll
7. Anthoni Salim – Indofood dan Salim Group
8. Muktar Widjaja – Sinarmas Group, Golden Agri Resources
9. Surya Darmadi – Duta Palma Group
10. Arief Priyatna
11. Henny Tantra

Belum diketahui berapa dana yang mengalir dari kantong para cukong untuk membangun fasilitas yang dihibahkan kepada PP Polri, bagaimana sistem pengelolaannya dan berapa keuntungan yang diperoleh PP Polri dari hasil komersialisasi.

BACA JUGA:   Mengenal Mayor Teddy Indra Wijaya Ajudan Pribadi Prabowo Subianto

Kedekatan para cukong atau taipan dengan petinggi Polri sudah menjadi rahasia umum. Bahkan rumornya, tidak sedikit oknum polisi yang menjadi beking guna melancarkan usaha dan menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh pengusaha. Apalagi setelah purnatugas, banyak Jenderal Polisi yang ‘ditarik’ menjadi Komisaris perusahaan.

Satu dekade lalu, mantan Ketua Umum Presidium Indonesia Police Watch (IPW) kepada Tempo menyebut dari hubungan ‘pertemanan’ dengan pengusaha, oknum pejabat Polri bisa mendapatkan kekayaan yang berlimpah. Dana dari pengusaha ke polisi biasanya tidak mengalir melalui rekening, tapi secara tunai atau transaksi legal berkedok kerjasama.

Hingga berita ini ditulis dan diterbitkan, redaksi masih berupaya melacak kontak Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri selaku Ketua Umum PP Polri. Jika kemudian terdapat klarifikasi akan dimuat dalam artikel berikutnya. (RED)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *