Bataminfo.co.id, Jakarta – Dua hari berturut-turut memimpin pertambahan kasus baru Covid-19 dunia, Indonesia kini resmi masuk empat besar kasus aktif Covid-29 di seluruh dunia, pada Kamis (15/7/2021). Padahal, dua hari lalu Indonesia masih di urutan enam dunia.
Berdasarkan data Worldometer, pada hari ini kasus aktif di Indonesia mencapai 480.199 kasus, melampaui Rusia yang tercatat 457.250 kasus. RI juga jauh melampaui India yang tercatat 432.011 kasus.
Di atas Indonesia ada Inggris dengan 730.363 kasus, Brasil 815.598 kasus dan Amerika Serikat 4,899 juta kasus.
Kenaikan peringkat Indonesia terjadi setelah Tanah Air memimpin pertambahan kasus baru Covid-19 dunia selama 2 hari berturut-turut. Pada hari ini, Indonesia menambah 56.757 pasien baru hanya dalam 1 hari. Sementara Rusia menambah 25.293 pasien dan India 1.077 pasien.
Situasi di Indonesia ini telah menjadi sorotan dari Badan Kesehatan Dunia WHO. Bukan cuma lonjakan penularan, namun juga kasus kematian di Indonesia yang tertinggi di Asia Tenggara dan melebihi India.
“Kami telah melihat peningkatan kasus sebesar 44% selama sepekan terakhir dan peningkatan kematian sebesar 71%. Jadi tidak diragukan lagi bahwa Indonesia tengah menghadapi situasi sangat sulit,” kata Direktur Eksekutif Program Darurat WHO, Dr Mike Ryan, dalam konferensi pers 12 Juli 2021.
Sementara itu, Pakar Epidemiologi Universitas Griffith Dicky Budiman menganggap bahwa Indonesia sejatinya sudah bukan lagi episentrum Covid-19 di negara kawasan melainkan di seluruh dunia.
“Kita sekarang sudah menjadi [episentrum] Asia, bahkan menurut saya di dunia ya,” kata Dicky saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Kamis (15/7/2021).
Dicky mengemukakan saat ini angka kematian Covid-19 per satu juta penduduk di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia. Indonesia, pun kini dianggap sudah menjadi episentrum dunia.
“Angka kematian per satu juta penduduk penambahannya tertinggi juga di dunia. Jadi episentrum dunia ini sangat amat harus kita terima dengan kewaspadaan dan perbaikan,” katanya.
“Karena yang terburuk belum datang, dan ini tidak akan lama lagi karena akhir Juli ini puncak situasi ini. Ini enggak akan lama. Tapi ini akan menyakitkan karena membawa banyak korban jiwa, kepanikan, dan dampak negatif lain di semua sektor. Karena bisa berlangsung satu atau dua minggu paling lama,” katanya. (*)