Bataminfo.co.id, Batam – Ledakan besar yang terjadi di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat, menjadi sorotan publik, khususnya para pengguna diajaring sosial.
Kantor berita National News Agency melaporkan kebakaran di gedung penyimpanan pada pukul 7 malam. Gudang penyimpanan di pelabuhan Beirut kebakaran dan memicu ledakan.
Ledakan besar tersebut sontak menarik perhatian warganet. Hingga kini lini masa Twitter diramaikan dengan perbincangan ledakan hebat tersebut. Bahkan video detik-detik ledakan terjadi berseliweran di lini masa sejak Selasa malam.
Insiden tersebut tentu menorehkan duka bagi publik. Warganet pun membanjiri lini masa dengan ucapan belasungkawa dan doa bagi korban ledakan Beirut.
Berikut beragam respons warganet atas insiden ledakan besar di Beirut, seperti merangkum dari Twitter.
“Turut beduka cita atas kejadian ledakan di beriut lebanon sana, semoga yang di tinggallan tetap tabah, dan yang meninggal di terimah amal ibadahnya di sisi allah swtCrying face semoga segera terselesaikan dan tidak ada korban lagi,” kata akun @Pyrokinetis_.
“Mari kita kirimkan doa keselamatan dan kesembuhan kepada korban ledakan di Lebanon,” tulis akun @dr_koko28.
“Innalillahi wa innailaihi roji’un. Mari sejenak kita panjatkan doa untuk saudara-saudara kita korban ledakan di Lebanon. #PrayForLebanon,” ucapan duka akun @M_Asmara1701.
“Mari kita berdoa untuk korban ledakan di lebanon ..Semoga Allah menjaga dan melindungi saudara2 kita Aamin,” kata akun @ekagumilars.
Insiden tersebut juga menarik perhatian warganet dari belahan dunia. Mereka bahkan menggaungkan tagar #PrayForLebanon.
Saking banyaknya perbincangan mengenai ledakan di Beirut, tagar #PrayForLebanon pun berada di jajaran trending topic teratas kawasan Indonesia. Disusul dengan tagar #Beirut di jajaran kelima trending topic.
Kepala Keamanan Umum Lebanon Abbas Ibrahim mengungkap pemicu ledakan dahsyat yang menewaskan 73 orang dan melukai 3.700 warga itu.
Berdasarkan hasil investigasi, ungkap Ibrahim, ledakan itu berasal dari 2.700 ton amonium nitrat. Bahan kimia tersebut disimpan di pelabuhan Beirut sebelum dikirim ke Afrika, seperti dikutip dari Aljazeera, Rabu, (5/8/2020).
Hasil investigasi tersebut telah dilaporkan Ibrahim kepada Dewan Pertahanan Tinggi Lebanon yang berisi presiden dan semua lembaga keamanan utama negara. Otoritas Lebanon berjanji akan memberi hukuman paling berat ke pihak yang bertanggung jawab.
Sumber : liputan6.com