Bataminfo.co.id – Masyarakat diminta untuk tidak lengah dan tetap mewaspadai kenaikan kasus Covid-19 sekecil apapun di wilayah masing-masing.
Hal tersebut disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, dalam keterangannya, dikutip dari Merdeka.com, Minggu (31/10/2021). Masyarakat diminta tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan agar tidak terjadi gelombang baru Covid-19.
“Kenaikan kasus sekecil apapun, adalah bukti bahwa virus Covid-19 masih hidup di sekitar kita. Jangan sampai kita mengendorkan protokol kesehatan, karena setiap kelengahan dapat memicu kembali terjadinya proses transmisi dan lonjakan kasus,” kata Johnny.
Menurutnya, kondisi kasus Covid-19 Indonesia yang terkendali bukan alasan untuk mengabaikan disiplin protokol kesehatan. Dia bilang, saat ini angka kasus aktif secara nasional berada di titik rendah yaitu sekitar 12.400 kasus aktif per 28 Oktober 2021 dan telah menurun selama 15 minggu.
“Angka kasus yang rendah ini perlu kita pertahankan agar tidak kembali meningkat,” tegas Sekjen Partai NasDem ini.
Johnny menuturkan, ajakan untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan karena data Kementerian Kesehatan per 28 Oktober 2021, terjadi tren peningkatan kasus positif Covid-19 di 20 kabupaten/kota selama tujuh pekan terakhir. Kenaikan terjadi di beberapa lokasi seperti, Kab. Nagan Raya (Aceh), Kepulauan Meranti (Riau), Jakarta Timur (DKI Jakarta), Kota Depok dan Kota Bekasi (Jabar), serta Kota Surakarta (Jateng).
“Kenaikan kasus Covid-19 di daerah-daerah harus jadi perhatian bersama karena ini sudah memasuki fase jelang libur Nataru (Natal dan Tahun Baru),” ucapnya.
Johnny menambahkan, belajar dari pengalaman tahun lalu, mobilitas masyarakat saat libur panjang cenderung meningkat dan berdampak pada lonjakan kasus. Dia menekankan, peningkatan mobilitas seharusnya dibarengi dengan pengetatan ketaatan protokol kesehatan dari tiap individu, guna menekan risiko penularan.
Seluruh pimpinan daerah, katanya, diharapkan bergerak lebih aktif memantau setiap parameter penanganan pandemi secara berkala agar bisa mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi lonjakan kasus. Parameter yang dimaksud seperti jumlah kasus aktif, positivity rate, dan bed occupancy ratio (BOR).
Tak hanya itu, lanjut Johnny, pemangku kebijakan di daerah serta seluruh elemen juga harus memperkuat cakupan vaksinasi, menggencarkantesting, tracing, treatment, dan penggunaan PeduliLindungi di berbagai tempat umum yang menjadi lokasi berkumpulnya masyarakat. Seperti mal, kafe, pasar, dan tempat wisata.
“Protokol kesehatan, vaksinasi, 3T, dan implementasi teknologi informasi tetap menjadi langkah intervensi penting sebagai antisipasi menekan risiko penularan Covid-19,” ucapnya.
“Pemerintah juga akan terus mengevaluasi penerapan PPKM sebagai instrumen pengendalian COVID-19 di tiap daerah dan kami mengharapkan peran aktif masyarakat untuk mendukung kebijakan tersebut,” pungkas Johnny. (*)