Kebahagian tidak hanya tentang uang. Kebahagiaan memiliki seorang ayah merupakan hal yang tidak didapat oleh semua anak. Ada yang memiliki sosok ayah dan hidup bersama, ada pula yang memiliki tapi di dunia yang berbeda atau di dunia yang sama tapi di keluarga yang berbeda.
Egi Agral Munanda Rafnu – Batam
Seperti halnya yang di alami Putra. Pria kelahiran Belakang Padang, 12 September 1988 ini ditinggal Ayah Kandungnya sejak ia masih berada didalam kandungan Ibunya yang bernama Suriah. Ayahnya itu meninggalkan Ibu kandungnya tanpa sebab.
Kini, Putra yang telah dewasa itu terbang dari Kendari, Sulawesi Tenggara untuk mencari keberadaan bapak kandungnya di Kota Batam. Kota dengan julukan Bandar Dunia Madani ini menjadi tujuannya karena sebelumnya ia mendapat informasi bahwa ayahnya bernama Heri itu berada di kota itu.
“Jadi saya mencari keberadaan bapak saya itu dari media sosial. Dan dari pencarian itu, saya berhasil mengetahui keberadaan bapak saya, makanya saya langsung terbang ke Batam dari Kendari, Sulawesi Tenggara,” ujar Putra, (19/4/2021).
Sebelumnya, Putra mulai mencari keberadaan Ayah kandungnya itu sejak tahun 2020 lalu. Ia memposting di sejumlah laman Facebook seperti semua tentang Batam, Wajah Batam dan lainnya. Ia menuturkan dalam postingnya itu hanya mengetahui nama Ayah kandungnya yakni Heri.
“Saat saya posting itu, ada netizen berkomentar dan dapat lah 15 orang yang bernama Heri yang bekerja di BP Batam. Namun saat di cek lebih detail, ada lima orang yang mendekati kriteria Ayah kandung saya,” ucap Putra bercerita.
Dari situ, Putra pun mulai mencari asal usul orang yang sesuai dengan kriteria sebagai Ayah kandungnya. Hingga akhirnya didapati satu orang bernama Heri Swasono yang berasal dari Belakang Padang, Pegawai BP Batam di bidang Air dan Limbah.
“Untuk memastikan itu semua, sebelumnya saya mencoba mencari tau terlebih dahulu di facebooknya dengan nama Gatot Timmur, saya mencoba chat beliau, namun tidak direspon padahal sudah dibacanya,” sebut Putra.
Tekadnya yang ingin bertemu Ayah Kandungnya, Putra pun tidak putus asa. Dia terus saja mencoba mengirimkan pesan singkat melalui aplikasi perpesanan dari media sosial Facebook ke akun milik Ayah Kandungnya itu.
“Saya mencoba chat dan komen di kolom komentar FB beliau, namun sama sekali tidak direspon. Saya tetap terus komen dan chat, namun hasilnya tetap sama dan malah saya sekarang di blokir sama beliau,” terang Putra.
Putra terus saja mencoba berbagai cara. Sebab, akun Facebook miliknya itu di blokir oleh orang yang kriterianya sesuai sebagai Ayah kandungnya. Sebelum terblokir, Putra sempat melihat foto seorang wanita yang dekat Ayah kandungnya itu. Ia memberanikan diri untuk menjalin komunikasi dengan wanita itu agar saya bisa mendapatkan informasi.
“Saya mencoba chat wanita berinisial M (samaran) tersebut, saya mencoba memberitahu kejadian yang sebenarnya, dan alhamdulillah saya direspon olehnya. Saat saya mencoba untuk meminta nomor telepon bapak saya, beliau sempat tidak merespon. Namun, dua minggu kemudian, wanita itu mengirimkan nomor telepon Bapak,” ucapnya.
Putra pun mencoba menjalin komunikasi dengan Ayahnya melalui Handphone. Namun, belum mendapatkan hasil yang baik. Malah nomor ponselnya di blokir. Ia yang sejak tanggal 3 April lalu sudah berada di Batam, merasa sedih, karena perjuangannya yang ingin bertemu ayah kandungnya itu belum kesampaian.
“Saya bisa sampai ke Batam ini banyak cobaan. Mulai dari mengumpulkan uang, dan perjalanan dari Kendari menuju Batam harus beberapa kali transit dan ketinggalan pesawat. Dan harus membeli tiket pesawat lagi,” cerita Putra.
Sesampainya di Batam, Putra pun mencari keluarganya yang berada di Belakang Padang. Ia mencari informasi detail tentang Ayah Kandungnya. Ia pun menemukan seseorang yang ingin membantu mempertemukannya dengan Ayah kandungnya.
“Orang yang membantu saya ini bisa dikatakan setiap hari selalu bersama bapak. Kami mulai mencari dari tempat bapak biasanya Shalat, tempat dia berada setiap harinya, hingga mencari dimana tempat bapak memarkirkan kendaraannya, namun tidak ketemu,” ucap Putra.
Putra berharap, keinginannya bertemu dengan Ayah kandungnya itu dapat terwujud. Ia hanya ingin diakui sebagai anak. Sebab, dari ia lahir hingga dewasa saat ini belum pernah sekali pun bertemu dengan pria yang merupakan ayah kandungnya itu.
“Saya sudah seminggu lebih berada di Batam, berbagai cara sudah saya lakukan untuk bertemu langsung dengan bapak tapi belum terwujud. Harapan saya cuma satu, bapak bertanggungjawab dengan anak, dari lahir saya belum pernah bertemu bapak,” ucap Putra dengan mata berkaca-kaca. (*)