Bataminfo.co.id, Batam- Ratusan warga RT 2 dan RT 1 RW 07 Kampung Tua Teluk Mata Ikan, Kelurahan Sambau, Nongsa, menggelar aksi unjuk rasa di depan kawasan Nongsa Digital Park (NDP) pada Rabu. Aksi ini dipicu oleh matinya aliran air ke pemukiman mereka selama tiga minggu terakhir.
Warga menyoroti PT Air Batam Hilir (ABH) yang beroperasi di bawah PT Moya, dan menduga adanya ketidakadilan dalam distribusi air. Mereka mengklaim aliran air ke kawasan NDP lebih deras dibandingkan ke pemukiman mereka, yang kerap mengalami kekurangan pasokan air bersih.
Dalam aksi tersebut, sejumlah warga sempat berusaha membuka bangunan booster air yang terletak di depan gerbang NDP, karena dicurigai menjadi penyebab utama masalah distribusi air. Namun, upaya ini dicegah oleh aparat kepolisian demi menjaga situasi tetap kondusif.
“Air sudah mati selama tiga minggu. Disuruh sabar, tapi apa solusinya? Ini sudah sering terjadi, bahkan dua tahun lalu juga sama,” ujar Waode, salah satu warga yang turut berdemonstrasi. Ia menambahkan bahwa air yang mengalir seringkali berwarna keruh sehingga tak layak digunakan.
Keluhan serupa disampaikan Nurdin, warga lainnya. Menurutnya, meski rutin membayar tagihan, aliran air justru kerap mati total. “Yang keluar cuma angin,” katanya. Amirudin, warga lainnya, menuturkan bahwa sejak berdirinya kawasan NDP, pasokan air ke pemukiman mereka semakin terganggu. “Satu bulan ini tidak ada air sama sekali. Katanya diperbaiki, tapi mana buktinya?” ujarnya.
Warga mendesak PT ABH untuk membuktikan bahwa booster air tidak menjadi penyebab masalah. Mereka meminta bangunan tersebut dibuka untuk memastikan distribusi air berjalan adil. “Kami hanya ingin lihat, kalau memang tidak ada masalah, kenapa harus dilarang?” ungkap seorang warga.
Respon PT ABH
Menanggapi tuntutan warga, Direktur PT ABH, Mujiaman, menyatakan pihaknya telah melakukan pengecekan terhadap jaringan pipa air di lokasi. Menurutnya, hydrant berukuran 100 milimeter dekat Gerbang Teluk Mata Ikan telah diperbesar agar aliran air menjadi lebih lancar.
“Ditemukan valve yang tertimbun di bawahnya, sekarang sudah dibongkar dan aliran sudah kembali normal,” jelas Mujiaman. Ia juga memastikan solusi jangka panjang sedang dalam proses, yakni pembangunan pipa berukuran 500 milimeter yang ditargetkan selesai pada Desember mendatang.
“Pabriknya sudah ada, tinggal menyelesaikan aliran pipa. Kalau itu sudah beroperasi, kami pastikan warga akan mendapatkan pasokan air yang berlimpah,” katanya.
Sementara itu, Ketua RT 02 Teluk Mata Ikan, Iwan, mengapresiasi langkah PT ABH yang langsung turun ke lapangan. “Kami memang sudah pernah bertemu sebelumnya dan menemukan kendala pada pemasangan pipa baru. Namun, karena warga sudah panik setelah tiga hari kekurangan air, aksi ini bisa dimaklumi,” ujarnya.
Situasi aksi yang berlangsung kondusif dipastikan oleh Kabagops Polresta Barelang, Kompol Z.A.C Tamba. “Kami menurunkan sekitar 50 personel untuk menjaga keamanan, mengingat aksi ini spontanitas,” pungkasnya.