Kami Juga Manusia, ingin dimanusiakan oleh Pemerintah seperti yang lainnya
Bataminfo.co.id, Batam – Batam merupakan salah satu kota yang dikenal dengan potensi pertumbuhan terpesat se – wilayah Kepulauan Riau (Kepri). Memiliki letak geografis yang strategis, sejumlah negara tetangga menjadikannya tujuan bisnis serta perdagangan. Namun demikian, dibalik dari keelokan dan kelebihan tersebut, masih terdapat warganya yang seolah tersisihkan.
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan Bataminfo.co.id, ternyata masih ada banyak warga Batam yang mengeluhkan tentang minimnya kebutuhan pokok seperti air dan listrik. Hal ini tergambar secara jelas di Ruli Hupseng, RT 02/RW 08, Kelurahan Teluk Tering, Kecamatan Batam Kota.
Ruli yang dihuni oleh sekitar 60 Keluarga dan 100 lebih jiwa ini mengeluhkan tidak adanya air dan penerangan (listrik) sebagai kebutuhan pokok. Selain itu, kebutuhan lain seperti jalan dan bantuan sosial (bansos), dikatakan warga belum pernah disalurkan. Keluhan tersebut diungkapkan oleh Warga kepada Bataminfo, Jumat (8/10/2021.
“Di sini ada sekitar 60 an Kepala Keluarga, dan sekitar 100 lebih jiwa lah. Ini yang masuk ke kawasan ini bertahap. Saya sendiri masuk dan bangun pondok itu tanggal 9 September Tahun 2004, masih sendiri saya di sini. Kemudian satu per satu mulai nyusul. Jadi sejak awal kami disini itu tak ada air, tak ada listrik. Jalan juga kalo hujan pasti becek. Kemudian, bantuan – bantuan pun selama ini kami tak pernah dapat dari Pemerintah. Kemarin ada, tapi itu dari Partai. Kalo dari Pemerintah sendiri belum pernah ada,” ucap Masudin selaku sesepuh (Penghuni pertama) di Ruli tersebut.
Hal senada dituturkan oleh warga lainnya Gusniati dan suaminya kepada Bataminfo pada tempat yang sama. Dirinya mengatakan, baru empat tahun tinggal di lokasi tersebut. Dikatakan Dia, memang warga setempat belum pernah mendapat bantuan khusus dari Pemerintah, bahkan bantuan terkait kebutuhan pokok sekalipun belum ada, hingga warga sangat kesulitan.
“Kalo saya belum lama amat lah. Kami baru empat tahun di sini. Tapi memang yang susah disini tuh, air, listrik, dan jalan. Trus bantuan – bantuan yang katanya raskin dan lain -lain juga kita belum pernah dapat,” ucap Gusniati.
Lanjutnya, Air aja warga cuman andalin kolam atau bak penampung yang dibuat Pak’de (Masudin). Kalo kemarau gini yah mana ada lagi air dek. Orang pada nyari air kemana – mana. Listrik juga gitu, kita dibantu ama tenaga surya. Jadi kalo ngecas hp yah harus numpang ke orang, atau ke ruko depan itu. Makanya anak – anak sekolahpun belajar onlinenya ini kasian,” tuturnya.
Dari ungkapan tersebut, tampak jelas ketersisihan dan ketertinggalan warga yang berdampak terhadap anak – anak sekolah. Bagaimana tidak, pasalnya, warga di wilayah lain, seperti Ruli, maupun Kavling, sering menerima bantuan Pemerintah. Sementara, warga di tempat ini tak pernah mendapatkan sedikitpun perhatian.
Warga berharap, Pemerintah segera membuka mata untuk melihat dan memperhatikan. Mereka juga meminta agar Pemerintah sedapatnya menyetarakan setiap bantuan yang disalurkan kepada seluruh masyarakat kota Batam.
“Kami berharap dan meminta kepada Pemerintah kota Batam, lihatlah kami. Kalau warga Batam lainnya diperhatikan, kami juga ingin seperti itu. Yang sangat kami butuhkan saat ini adalah air dan penerangan. Terlebih Pak Walikota, tolonglah! lihatlah kami yang susah ini,” harap warga.
Selanjutnya, terkait lahan yang kini ditempati warga diketahui adalah milik BP Batam. Warga bersedia untuk meninggalkan lokasi tersebut bila suatu waktu diperintahkan untuk mengosongkan lahan (Ruli) tersebut. Namun, warga meminta untuk diberikan tempat pengganti yang layak ditempati.
“Lahan ini kan punya BP Batam. Tetapi kami warga sini siap angkat kaki dan tinggalkan tempat ini bila suatu saat nanti Pemerintah suruh harus kosongkan. Tetapi kami kan juga warga Indonesia, kami warga Batam. Kami hanya ingin bila itu terjadi nanti, Pemerintah tolong lah Berikan kami tempat untuk kami tinggal tetap. Karena kami juga sangat mendukung penuh pembangunan Batam. Cuma sebagai manusia, kami juga ingin dimanusiakan seperti yang lainnya,” pungkas warga. (Non)