slot gacor
MIRIS! KEBUTUHAN HIDUP JADI ALASAN ESENSIAL PARA TKI TERPAKSA PILIH JALUR ILEGAL KE MALAYSIA, TKI: SAYA KAPOK - BatamInfo.co.id

MIRIS! KEBUTUHAN HIDUP JADI ALASAN ESENSIAL PARA TKI TERPAKSA PILIH JALUR ILEGAL KE MALAYSIA, TKI: SAYA KAPOK

Bataminfo.co.id, Batam – Kisah memilukan dibalik penangkapan 6 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) diduga ilegal yang diamankan oleh Korpolairud Baharkam Polri di sekitar Pelabuhan Makobar Batu Ampar, kota Batam, Provinsi Kepri pada 31 Mei 2023 lalu.

Pasalnya, para TKI tersebut dijanjikan oleh calo akan diantarkan ke tempat tujuan yakni ke Malaysia dengan menggunakan speed boat dengan membayar biaya sebesar 7 juta rupiah kepada calo tersebut. Biaya terebut diluar dari ongkos makan dan kebutuhan lainnya. Namun kenyataannya, mereka malah dibawa dengan menggunakan kapal pancung (kapal kayu) dan akhirnya ditangkap di perairan Batu Ampar saat hendak berangkat ke Malaysia.

Hal itu diungkapkan oleh salah satu TKI berinisial H (33) asal Magetan Jawa Timur saat diwawancarai eksklusif oleh Bataminfo.co.id di Kapal Patroli KP Bisma 8001 Baharkam Ditpolair Mabes Polri Batu Ampar pada Sabtu, (03/05/2023).

Dia mengaku, hendak ke Negeri jiran Malaysia karena ingin bekerja mencari uang untuk menutupi hutang serta memenuhi kebutuhan keluarganya. H mengatakan, dirinya dan Pamannya berinisial S dijanjikan oleh calo bahwa mereka akan dibawa hingga ke tempat tujuan dengan jumlah uang yang harus dibayar yaitu sebesar 7 juta rupiah.

“Saya dari Magetan Jawa Timur. Hari Minggu berangkat dari Surabaya ke Batam lalu sampai di Batam Center, ada calo yang nawarin kalo masuk dengan speed itu bayar 7 juta. Tujuannya ke Malaysia untuk bekerja di sana. Kita keluarga banyak, trus hutang juga banyak jadi seperti nggak cukup kalo kerja disini (di kampung halamannya). Tapi kalo di sana duitnya kan berlimpah gitu. Jadi kita itu hanya dijanjikan kalo mau ke Malaysia berarti bayar 7 juta gitu. Yang ngambil itu pun tekongnya lain lagi dari yang ngantar,” ungkapnya.

BACA JUGA:   Dituduh Selingkuh oleh Suaminya, IRT ini Dianiaya Secara Sadis

Masih kata H, dirinya mengaku masih memiliki niat ke Malaysia, namun tak ingin lagi melewati jalur ilegal. H juga bahwa menjelaskan, keinginannya ke Malaysia hanya untuk mengubah nasib karena di daerah asalnya ia hanya bekerja sebagai petani kebun, yang menurutnya penghasilan sebagai petani tak mencukupi kebutuhan sehari-hari.

“Kita menginap itupun bayar sendiri. Kalo 7 juta itu cuma dijanjiin sampai ke Malaysia. Saya sama Paman saya. Kita dibawa ke sini (Pelabuhan Batu Ampar), pikirnya mau pake kapal speed itu ternyata kapal kayu. Baru jalan 10 menit udah ketangkap, masih di pelabuhan Batu Ampar. Yah, kita pasrah saja. Niat untuk berangkat sih masih karena kita punya paspor. Sebelumnya kan juga pernah ke sana (ke Malaysia). Yang pasti kita sudah malu dengan keluarga dan teman-teman jadi nggak mau lagi melalui jalur ini (ilegal).

BACA JUGA:   Polsek Batam Kota Ringkus Pelaku Penggelapan dan Penipuan Tiga Mobil Mewah

Sementara itu, pengakuan senada diutarakan oleh TKI lainnya yang berinisial Y (27). Y mengaku berasal dari Bengkulu. Namun hal berbeda yang diungkapkan oleh Y adalah karena dirinya berangkat ke tujuan yang sama itu dibiayai oleh Atasannya. Y mengaku tak mengetahui dirinya akan diberangkatkan melalui jalur tak resmi. Dia mengaku, berniat ke Malaysia karena tertarik dengan upah kerja di Negeri jiran yang dinilainya lebih tinggi dibandingkan di Indonesia terkhususnya di kampung halamannya, Bengkulu.

“Saya dari Bengkulu. Nggak tau kalo bakal melalui jalur ini. Taunya kemarin itu jalur resmi. Tapi pas sampai Batam dibawa lewat sini. Tau nggak resmi itu pas udah disini. Kaget pas ketangkap. Pokoknya udah pasrah aja. Kalo pembayaran sih aku nggak tau karena semua diurus sama bos, di tempat kerja yang baru. Paling keluarin uang untuk makan aja. Sebenarnya di Bengkulu itu kerja. Soalnya kemarin kan pernah kerja di Malaysia dan gaji kan lumayan. Kalo di kampung kan nggak cukup,” tutur.

Pada kesempatan yang sama, N (32) yang merupakan salah satu dari enam TKI yang diamankan itu juga mengaku bahwa dia sebelumnya sudah pernah ke Malaysia melewati jalur legal (resmi). Berbeda dengan Y dan S, dari calo N hanya diminta biaya 5,3 juta rupiah. N juga menuturkan alasan senada mengapa berangkat ke Malaysia. Dia mengaku masih memiliki niat ke Malaysia, namun tak mau lagi melewati jalur non prosedural.

BACA JUGA:   Pulang Mabuk, Pria di Batam Tewas Ditikam

“Saya dari Lombok. Berangkat ke sini dari tanggal 16 Mei. Saya pakai jalur resmi sebenarnya tapi saya masih istirahat dulu di Sungai Jodoh sana. Trus ditawarin lah sama si calo itu 5,3 juta (lima juta tiga ratus rupiah). Di kampung itu intinya cari makan itu susahlah. Makanya niat mau ke Malaysia gitu. Sebelumnya sempat jalur resmi. Tapi karena masih diblacklist lah istilahnya. Sempat nggak nyambung permit di sana karena kemahalan. Itu satu tahunnya itu sekitar 11 jutaan. Jadi terpaksa ikut jalur ini karena kan data saya masih di sana. Niat ke sana yah ada lah. Tapi kalo jalur gini memang saya kapok.

Diketahui, keenam TKI tersebut antara lain; H (33) dan S (Pamannya H) berasal dari Magetan Jawa Timur, Y (27) asal Bengkulu, N asal Lombok NTB dan dua lainnya berasal dari Palopo Sulawesi dan Jawa Tengah. (Non/BI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *