Bataminfo.co.id, Batam – Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Kepulauan Riau melakukan pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan dan proses belajar mengajar secara daring dan tatap muka bagi siswa yang praktek di sekolah khususnya tingkat SLTA Batam, Tanjungpinang dan Bintan.
Tidak ditemukan siswa SLTA yang sedang terpapar covid-19 saat ini, baik belajar di rumah maupun yang datang ke sekolah untuk belajar praktek.
‘’Dari pemparan kepala sekolah yang dikunjungi, alhamdulillah sampai sejauh ini tidak ada siswa-siswi SLTA yang sedang terpapar covid, baik yang melaksanakan daring di rumah maupun yang praktek di sekolah. Semua siswa yang belajar daring dan praktik sehat,’’ ujar Erry Syahrial, Ketua KPPAD Kepri yang didampingi Komisioner Titi Sulastri, Marlia Sari Dewi dan Mahmud Syaltut.
Demikian juga terhadap siswa-siswi SMKN 7 Batam yang praktek dan belajar daring di rumah. Sejak dilaksanaan belajar tatap muka, tidak ada siswa yang mengeluhkan soal kesehatan terkait dengan covid-19.
Titis, salah seorang guru SMKN 7 Batam mengatakan, beberapa waktu lalu orangtua siswanya yang terpapar covid dan menjalani swab. Namun untuk anaknya tidak berdampak. Siswa yang bersangkutan juga tidak belajar tatap muka di sekolah.
Selain melakukan monev, KPPAD Kepri juga memberikan dan memasang spanduk supaya sekolah wajib melaksanakan protokol kesehatan dan membagikan masker.
Kunjungan pertama sudah dilakukan di 4 sekolah SLTA di Batam yaitu SMKN 7 Batam, SMAN 3 Batam, Sekolah AIS dan SMK Putra Jaya Batam. Ditargetkat sebanyak 35 sekolah SLTA di Kepri yang terus dikunjungi KPPAD untuk melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran daring dan protokol kesehatan.
Kunjungan ke berbagai sekolah yang dimulai tanggal 2 November hingga Desember tersebut juga ditujukan pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan bagi guru dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah. Apa kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan daring dan protokol kesehatan di lembaga pendidikan.
Seperti diketahui bagwa proses belajar untuk siswa SMK baik negeri maupun swasta sudah diperbolehkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Kepri sejak Agustus lalu. Siswa SMK selain pembelajaran daring juga dilakukan pembelajaran tatap muka karena terkait dengan pelajaran praktek.
Untuk siswa SMA semuanya masih dilakukan secara daring. Guru mengajar dari sekolah atau rumah, sementara siswa belajar dari rumah.
Dari kunjungan tersebut, KPPAD Kepri mendapatkan sejumlah permasalahan yang disampaikan kepala sekolah dan majelis guru. Permasalahan dominan yang dihadapi guru saat daring adalah kebosanan yang dihadapi siswa dalam belajar daring.
Apalagi bagi siswa SLTA yang terus belajar di rumah. Apalagi bila sistem belajar daring yang dilakukan tidak menarik dan monoton sehingga ada siswa yang sering telat masuk kelas daring dan mematikan videonya.
Untuk mengantisipasi kebosanan siswa, apa yang dilakukan Kepsek dan guru di SMA 3 batam bisa dijadikan contoh. Dalam daring tidak melulu berisi dengan materi dan tugas-tugas yang banyak. Harus diselingi dengan kegiatan bakat dan minat lainnya sehingga siswa menjadi rileks dan tidak stres. Misalnya di kelas daring ada pembacaan puisi dan sebagainya.
Selain itu, siswa yang bosan di rumah boleh datang ke sekolah untuk melakukan aktivitas olahraga, bakat dan minat di banyak kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Beberapa siswa juga boleh datang ke sekolah untuk belajar dari guru langsung dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Bagi siswa SMK yang praktek dan ada jadwal belajar ke sekolah dengan sistem bergiliran dengan siswa lain agar tidak terjadi keramaian juga mengalami kebosanan. Saat dialog dengan KPPAD, beberapa siswa SMK juga berharap bisa sekolah lagi seperti biasa.
Terkait dengan pelaksanaan protokol kesehatan, sampai sejauh ini tidak ada permasalahan. Siswa yang praktek sudah melaksanakan pakai masker, face shield, jaga jarak dan cuci tangan. Bahkan aktivitas cuci tangan sudah menjadi budaya untuk sekolah AIS dengan sudah dibuatnya tempatnya jauh sebelum munculnya wabah virus covid. ***