Bataminfo.co.id, Batam – Pihak PT VME Tanjung Sengkuang, Batu Ampar, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (KEPRI) membenarkan adanya kejadian tewasnya salah seorang Security bernama Randi Kurniawan (23).
Hal itu disampaikan oleh Deputy HSSE Manager PT VME, Dionisius Pani saat diwawancarai oleh Bataminfo.co.id di Kawasan PT VME tersebut pada Rabu, (19/6/24) siang tadi.
Kepada awak media, Dionisius yang akrab disapa Dion juga menjelaskan terkait kronologi meninggalnya RK yang sebelumnya diberitakan, ditemukan dalam kondisi berlumuran darah.
“Memang benar adanya, saya dapat info dari tim saya bahwa ada Security yang tergeletak di Yard 1. Lalu saya perintahkan tim langsung pasang barricade (penanda area), lalu langsung bikin laporan ke Polsek Batu Ampar. Memang benar darahnya ada itu benar. Jadi saya lihat ke lapangan dari pos yang dia jaga kemudian beliau ke toilet. Dari pos jaga ke toilet itu sudah ada darah, kemungkinan dia dari toilet itu dia ada muntah darah. Pas dia mau balik ke pos jaga mungkin belum sampai, beliau pingsan di tempat,” jelas Dion.
Dion menyebut, pihaknya juga mendapatkan informasi bahwa RK memang benar pernah mengeluh tentang sakit yang dideritanya. Sehingga sesama tim sempat menyarankannya untuk berobat. Dion juga menegaskan bahwa darah di tubuh RK itu bukan akibat adanya kekerasan ataupun kecelakaan kerja, melainkan karena sakit yang diderita RK, yang kemudian mengeluarkan muntah darah hingga tersungkur ke tanah.
“Sekitar pukul 07.30 WIB, saya dapat informasi. Security berbeda dengan yang lain. Mereka ada gantian shift dan kebetulan almarhum ini kerja dari jam 8 ke 8. Itu masih jam kerjanya. 1 regu itu ada 5 orang. Kebetulan ada 3 lokasi, jadi 15 sampai 20 orang. Kejadiannya itu berada di Yard 1. Beliau masih berkomunikasi pukul 5.10 pagi di grup. Memang tidak ada tanda-tanda kekerasan. Itu karena dia memang sudah mengeluh sakit di hari sebelumnya. Tapi yang pasti, kita menunggu hasil forensik dari pihak RS Bhayangkara,” ucapnya.
Lagi kata dia, Karyawan yang bekerja di perusahan tersebut sebelumnya telah melewati tahapan pengecekan kesehatan sesuai dengan standar perusahaan. Dirinya juga mengatakan bahwa setiap Karyawan bahkan telah difasilitasi dengan BPJS kesehatan. Dion berharap, hal serupa tidak terjadi lagi kedepannya. Untuk itu, Ia juga berpesan kepada para pekerja di PT itu agar lebih komunikatif.
“Sebelumnya memang informasi dari teman satu tim dengan beliau pernah mengeluh ada sakit, lalu diperintahkan oleh Chiefnya; ‘kawan, lebih bagus di kontrol’ lalu beliau bilang tidak ada masalah, tidak apa-apa. Sebelumnya itu ada rekrutmen dan semua karyawan wajib medical check up. Cek kesehatan sesuai dengan standar yang ada, setiap rekrutmen kita selalu dapat rekomendasi dari dokter ahlinya apakah si A ini bisa kerja atau nggak. Itu direkomendasi langsung oleh Dokternya, bukan dari kami. Nah Security-security itu dibawah naungan kita. Dan disini Karyawan difasilitasi BPJS. Almarhum punya BPJS kok. Ini menjadi pelajaran untuk kita yang lain juga, kedepannya bisa lebih terbuka lagi, tidak tertutup,” tuturnya.