Bataminfo.co.id, Singapura – Pada Kamis (2/9/2021), Singapura kembali mengalami gelombang infeksi Covid-19 yang cukup tinggi. Negara itu melaporkan 180 kasus baru Covid-19. Dari jumlah itu, 177 kasus merupakan kasus transmisi lokal sementara tiga lainnya merupakan kasus impor.
Dilansir dari cnbcindonesia.com, jumlah ini sendiri merupakan yang tertinggi sejak 21 Juli 2021. Dengan tambahan ini, total kasus Covid-19 Singapura sejak pandemi tercatat 67.800. Di mana tercatat ada 55 kematian sepanjang corona menyerang.
Kementerian Kesehatan Singapura mengabarkan bahwa untuk kasus transmisi lokal, mereka menemukan bahwa ada 90 kasus yang belum diketahui dari mana asalnya. Mereka menyebut kasus-kasus itu belum terkait dengan beberapa kluster yang muncul.
Sementara itu, salah satu pusat infeksi yang cukup besar dalam gelombang kali ini terlihat di beberapa kluster halte bus. Pejabat berwenang menyebut bahwa hingga saat ini sudah tercatat 314 orang yang terinfeksi Covid-19 dari beberapa kluster pemberhentian bus di Bugis Junction, Tampines, Boon Lay, Jurong East, Toa Payoh, Bishan, Punggol, Clementi, and Sengkang.
Baca juga : Anggap Seperti Penyakit Flu Biasa, Singapura Siap Hidup Berdampingan dengan Covid-19
Dari sisi lain, Singapura juga menyatakan bahwa lima pasien Covid-19 sedang berada dalam kondisi yang kritis dan 22 pasien dalam kondisi yang serius. Dari jumlah itu, ada 9 orang yang belum divaksinasi atau baru tervaksinasi sebagian.
“Ada bukti yang terus berlanjut bahwa hampir semua individu yang divaksinasi lengkap tidak menderita penyakit serius saat terinfeksi, kecuali jika mereka memiliki kondisi medis yang membuat mereka lebih rentan,” kata Kementerian Kesehatan.
Singapura sendiri telah mengambil langkah-langkah pelonggaran dalam protokol Covid-19. Ini terjadi saat negara itu sudah sepenuhnya memvaksinasi 80% populasi pada Minggu (29/8/2021). Jumlah itu merupakan salah satu tingkat tertinggi di dunia, sehingga negara ini dapat menekan angka kematiannya.
Dalam pelonggaran itu, ada beberapa hal yang diberikan kepada para penerima vaksin. Salah satunya adalah jumlah kelompok pertemuan sosial akan dilonggarkan dari dua orang menjadi lima orang. Selain itu, makan di tempat juga akan diizinkan untuk kelompok hingga lima orang jika semuanya telah menerima vaksin. (*)