Bataminfo.co.id, Batam – Bea Cukai Kepulauan Riau melakukan audiensi
bersama Pemerintah Daerah dan pengusaha di wilayah Natuna, kegiatan ini dilakukan untuk menggenjot ekspor komoditas perikanan yang memiliki potensi besar di Kepulauan
Riau, Kamis (19/11).
Muhammad Syahirul Alim, Kepala KPPBC TMP B Tanjung Pinang menyebutkan bahwa komoditas perikanan merupakan salah satu sektor yang memiliki potensi ekspor terbesar.
“Komoditas perikanan yang ada di Natuna begitu melimpah, hal ini semestinya harus kita syukuri dan berupaya keras untuk dapat memberi nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi
di Kepulauan Riau,” kata Alim.
Ia menambahkan di masa pandemi ini ada sedikit penurunan ekspor. Dalam dua bulan terakhir ini ada penurunan ekspor ikan.
“Namun penurunan ini semestinya di lawan dengan terus meningkatkan produksi perikanan tangkap yang berorientasi ekspor sebagai upaya untuk mendukung pemerintah dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” ungkap Alim.
Pemkab Natuna menyatakan bahwa produk perikanan wilayah Natuna dapat ditingkatkan dengan sinergi yang lebih antara setiap pemangku kepentingan. Di samping itu perlunya aset atau alat produksi yang lebih baik daripada kebanyakan yang dimiliki nelayan
tradisional pada saat ini, yaitu kapal dengan ukuran 5GT.
Ditambah lagi, perlunya sosialisasi kepada masyarakat terkait keuntungan yang dapat diperoleh masyarakat dengan berusaha atau menjadi anak buah di kapal yang lebih besar.
Dalam kegiatan tersebut Pudji Seswanto, Kepala Seksi Pabean dan Cukai Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau menawarkan adanya konsep Pusat Logistik Berikat (PLB) Apung di Natuna.
“Kita mendorong agar nantinya akan ada PLB Apung di Natuna, sehingga supply
bahan baku seperti es, BBM, serta kebutuhan logistik dapat terjaga sehingga hal tersebut dapat mendukung operasi perikanan agar lebih optimal,” ungkap pudji.
Seperti yang diketahui Bea Cukai Kepri telah membentuk Tim Task Force Percepatan PEN yang didedikasikan untuk terus melakukan upaya mempermudah dan memfasilitasi para pelaku usaha untuk melakukan ekspor.
“Kitaa akan mendorong dan memberikan dukungan penuh kepada pelaku usaha ekspor terkait prosedur ekspor, pengurangan biaya produksi dan logistik (supply chain bahan baku, pertumbuhan tenaga kerja, dan efesiensi cost logistic), pengembangan produk (diversifikasi produk), dan pemanfaatan fasilitas kepabeanan sehingga ekspor komoditas perikanan yang kita dimiliki dapat lebih memiliki daya saing di pasar internasional,” pungkas Pudji. (red/rilis)