Bataminfo.co.id, Batam – Seluruh pedagang sayur di pasar Tos 3000, Jodoh, Kota Batam, tetiba diminta waspada terhadap manuver pemerintah dalam menata ulang lokasi lapak mereka dengan alasan penanganan dan pencegahan Covid-19.
Permintaan ini muncul setelah Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam, Gustian Riau disebut-sebut menggandeng pihak swasta dalam sosialisasinya bersama para pedagang.
“Dengan alasan Covid 19, pemerintah mengumpulkan pedagang sayur mayur di pasar Tos 3000, mengandeng pemilik Planet Holiday yaitu Karto cs. Tentu ada beberapa hal yang harus diwaspadai oleh kita dari manuver Gustian Riau tersebut,” kata Wirda Chan, salah seorang perwakilan pedagang di pasar Tos 3000, Jum’at (19/06/2020).
Menurut dia, ada yang tak beres sedang direncanakan atau sudah terjadi dapat merugikan para pedagang. Hal itu didapat sesuai berdasarkan informasi yang dia serap dari sejumlah rekam jejak.
Kata dia, dalam persoalan ini diduga ada sebuah rencana terstruktur dan berjalan sangat rapi. Dimainkan sesuai tahapan waktunya masing-masing. Dari pertama yaitu penetapan pasien positif, peraturan kedua adalah penertiban aturan, lalu ketiga yakni soal merambah luasan lapak dan meja.
“Dia (Gustian) sudah keliru menyatakan positifnya sejumlah pedagang bawang. Padahal fakta di lapangan tidak ada mereka yang ditangkap,” terangnya.
Untuk itu dia meminta, agar penderita di Tos 3000 harus diumumkan secara jelas dan terbuka. Mulai dari identitas hingga riwayat perjalanan juga dia rasa harus diberi tahu kepada warga melalui Internal.
“Jika mereka positif siapa namanya, metode pengujian memakai apa, darimana mereka bisa positif serta siapa yang berinteraksi dan penderita tersebut. Lalu sekarang berada dimana, apa metode penyembuhannya dan diumumkan melalui internal pedagang Tos 3000,” ujarnya.
Hal lainnya yaitu soal pengukuran dan denah untuk masing-masing pedagang yang diukur langsung oleh Gustian Riau. Di mana ini dikhawatirkan pedagang yang sudah hafal tempatnya tidak terima dirubah lebih kecil.
“Pertanyaan kita siapa penjamin kalau kondisi ini pulih kembali makan lahan kami yang diambil di atas tidak diberikan ke pedagang yang baru?,” tanya dia.
“Artinya jika itu terjadi akan terjadi konflik sesama pedagang yang lama dan pedagang yang baru, apakah Gustian Riau siap bertanggung jawab untuk hal tersebut?” lanjutnya.
Lanjut dia menerangkan, pihaknya sama sekali tidak keberatan dengan penutupan sementara lokasi usaha terkait pencegahan dan penyebaran Covid-19 . Hanya saja keraguan muncul melihat sikap Gustian Riau yang dinilai tidak mencerminkan pelayanan masyarakat.
Sikap yang dimaksud, kata dia, terjadi dalam rapat bersama beberapa waktu lalu. Yakni soal arogansi berupa ancaman akan menutup pasar Tos 3000 bila para pedagang tidak menurut.
“Bagi pedagang tidak masalah ditutup seminggu, sebulan atau selamanya. Tetapi dampak dari penutupan apa sudah diperhitungkan dan solusi dari dampak itu nanti bagaimana,” ujarnya.
Selain itu dia merasa bahwa semasa pandemi sampai new normal para pedagang juga sudah ditelantarkan. Sosialisasi dan edukasi selama ini mereka anggap cuma formalitas saja dan hanya menyasar kalangan mereka.
Pasar Tos 3000 sebutnya, selalu dibuat bermasalah sepanjang tahunnya. Berbeda hal dengan sejumlah pasar lain yang selalu dikatakan aman dan terkontrol. Hal ini pun menjadi pertanyaan besar bagi pihaknya.
“Ini yang selalu mengganjal pikiran kita atas manuver Gustian Riau ini. Sebaiknya para pedagang harus selalu waspada dan rapatkan barisan,” pungkasnya.
Hingga berita ini diunggah, BATAMINFO tengah berupaya melakukan konfirmasi pihak-pihak terkait terutama kepada Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam, Gustian Riau dan Karto Cs. (nio)