slot gacor
Dilarang Mudik, THR Nganggur, Mending Dipakai Buat ini - BatamInfo.co.id

Dilarang Mudik, THR Nganggur, Mending Dipakai Buat ini

Uang Rupiah, foto : istimewa

Bataminfo.co.id – Pemerintah telah mewajibkan pengusaha membayar tunjangan hari raya (THR) Lebaran. Meski begitu, pemerintah juga menerapkan larangan mudik sehingga THR yang didapat berpotensi nganggur.

Daripada habis tak karuan, ada baiknya uang THR tadi dipakai untuk asuransi kesehatan. Kenapa harus asuransi kesehatan?

Tak semua orang beruntung mendapatkan asuransi kesehatan dari tempat kerjanya. Ditambah lagi, menurut data dari Global Medical Trends Survey Reports yang dipublikasikan Willis Tower Watson biaya medis di Indonesia diprediksi akan mengalami kenaikan hingga 12% (gross) di tahun 2021 ini.

Maka bagi mereka yang tidak memiliki jaminan kesehatan, kelak harus membayar biaya yang sangat mahal untuk setiap pengobatan dan perawatan medis dirinya maupun keluarga yang sakit.

Namun, sebelum terburu-buru membeli asuransi kesehatan, ada hal-hal dasar yang perlu diperhatikan terlebih dahulu seperti dikutip dari Lifepal, Sabtu (24/4/2021).

1. Pilih Asuransi

Bila Anda sama sekali belum memiliki asuransi kesehatan dan memiliki bujet terbatas untuk membayar premi, asuransi rawat inap boleh Anda pertimbangkan terlebih dulu. Sementara itu, untuk rawat jalan Anda bisa menggunakan dana darurat atau BPJS Kesehatan.

Alasan memprioritaskan asuransi rawat inap adalah karena ada banyak komponen biaya yang muncul ketika seseorang harus menjalani proses rawat inap di rumah sakit. Di antaranya adalah biaya akomodasi (kamar), biaya dokter, obat-obatan, laboratorium, dan biaya lain terkait rumah sakit. Selain itu, pilihlah asuransi rawat inap sesuai bujet dan kebutuhan Anda.

BACA JUGA:   Presiden Jokowi Teken PP THR dan Gaji ke-13, ini Jadwal Pencairannya

2. Ketahui Jenis Asuransi

Sebelum memutuskan memiliki proteksi kesehatan, sebaiknya Anda harus mencari tahu dulu jenis-jenis asuransi kesehatan apa yang Anda punya. Mulai dari bentuk pertanggungannya hingga apakah memiliki unsur investasi. Ada beberapa jenis asuransi kesehatan, sebagai berikut:

– Hospital benefit versus cash plan

Sama seperti BPJS, hospital benefit memberikan pertanggungan menyesuaikan biaya medis yang dikeluarkan. Hospital benefit biasanya digunakan sebagai asuransi kesehatan utama.

Berbanding terbalik dengan hospital benefit, cash plan memberi santunan tunai harian berdasarkan berapa lama Anda berada di rumah sakit. Jenis asuransi ini menjadi asuransi pelengkap asuransi kesehatan utama atau BPJS.

Misalnya, Anda dirawat selama empat hari dengan pertanggungan santunan tunai sebesar Rp 600 ribu per hari. Maka, Anda akan mendapatkan sebesar Rp 2,4 juta.

– Asuransi murni versus unit link

Bila Anda ingin memiliki jaminan kesehatan yang fokus pada perlindungan hanya untuk sebagai perlindungan, maka asuransi murni adalah jawabannya. Sementara itu, bagi Anda yang ingin memiliki jaminan kesehatan yang di dalamnya juga terdapat nilai investasi, maka asuransi unit link pilihan terbaiknya.

Untuk asuransi kesehatan, ada baiknya kamu mempunyai asuransi murni karena selain preminya lebih terjangkau. Selain itu, Anda juga mendapatkan perlindungan yang berfokus kepada kesehatan.

BACA JUGA:   Jelang Larangan Mudik, 8.230 Orang Tingalkan Batam Lewat Pelabuhan Domestik Sekupang

Jika menginginkan investasi, Anda bisa mencari jenis investasi lain yang tepat.

– Rawat inap (in-patient) versus rawat jalan (out-patient)

Saat menjalani rawat inap, tentu Anda akan menguras banyak biaya. Karena itu, utamakan mendapatkan asuransi kesehatan yang berfokus pada rawat inap. Premi asuransi rawat inap pun biasanya lebih murah. Jika kamu mempunyai uang berlebih, maka Anda bisa memilih asuransi yang mempunyai rawat jalan.

3. Perhatikan Plafon Biaya

Idealnya, plafon untuk biaya kamar, aneka perawatan, pembedahan, dokter dan lainnya adalah on bill (sesuai tagihan). Namun, besarnya plafon tentu berbanding lurus dengan premi yang dibayarkan.

Kenalilah besaran plafon dengan cermat dan seksama, agar manfaat asuransi kesehatan yang Anda beli menjadi bermanfaat. Makin banyak manfaat tambahan, juga makin mahal preminya.

Sejumlah perusahaan asuransi menawarkan pilihan polis dengan manfaat dasar hingga tambahan rider yang lengkap. Namun, makin banyak manfaat tambahan makin mahal premi yang harus dibayarkan, dan belum tentu hal itu bijak dilakukan.

Kenalilah kebutuhan Anda ketika mengambil manfaat tambahan. Ukur pula kemampuan Anda dalam membayar premi asuransi kesehatan Anda.

4. Jangan Buru-buru Ambil Asuransi Melahirkan

Kita tahu bahwa biaya melahirkan tidaklah murah, ketika seseorang memutuskan untuk menjalani operasi c-section (caesar) maka bisa saja biaya persalinan menyentuh ratusan juta rupiah.

BACA JUGA:   Mau Mudik Wajib Tahu, e-HAC Kini Jadi Syarat Mudik Naik Pesawat

Manfaat melahirkan umumnya menanggung risiko medis tak terduga dari persalinan seperti komplikasi atau keguguran.

Akan tetapi, premi dari tambahan manfaat melahirkan yang ditawarkan beberapa perusahaan asuransi umumnya mahal dan pertanggungannya tidak terlalu besar. Hal itu disebabkan kehamilan bukan merupakan risiko melainkan hal yang sudah direncanakan oleh pasangan.

Belum lagi, asuransi melahirkan bukanlah asuransi independen (berdiri sendiri). Asuransi itu bersifat rider (tambahan), untuk memilikinya Anda tentu harus membeli asuransi dasarnya terlebih dulu.

5. Pertimbangkan Asuransi Kesehatan

Bila anggota keluarga serumah Anda sama sekali belum terlindungi asuransi kesehatan, pertimbangkan pula untuk membeli asuransi kesehatan keluarga.

Dengan satu polis, Anda bisa mendapatkan produk asuransi yang bisa melindungi seluruh anggota keluarga (maksimal lima orang). Premi yang dibayarkan umumnya lebih murah ketimbang asuransi individu.

Itulah hal-hal yang harus Anda pertimbangkan sebelum menggunakan THR untuk membeli asuransi kesehatan. Ketahuilah bahwa asuransi adalah “pengeluaran,” bukan investasi.

Risiko finansial yang kita alami ketika kita jatuh sakit dan menjalani perawatan medis akan ditransfer ke perusahaan asuransi, agar tabungan yang kita miliki tidak terkuras.

Tidak ada besaran ideal mengenai premi yang ideal berdasarkan pendapatan per tahun Anda, karena masing-masing orang memiliki kebutuhan proteksi yang berbeda. Oleh karena itu, cermatlah memilih asuransi kesehatan. (*)

Sumber : detik.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *