Bataminfo.co.id, Batam – Kawasan Camp Vietnam menjadi salah satu solusi wisatawan ketika berada di Batam, Minggu (14/07/24).
Berlokasi di Kota Batam, Kepulauan Riau, Pulau Galang dulunya menjadi kamp pengungsian warga Vietnam. Sekitar tahun 1979, 250 ribu warga Vietnam selatan mengungsi pasca-perang saudara yang terjadi di negara tersebut. Lokasi ini berada di Pulau Galang sekitar 58 KM dari pusat Pemerintahan Kota Batam di Batam Center.
Abu Nawas Tanawolo, salah satu penjaga museum kemanusiaan Camp Vietnam, mengungkapkan bahwa sebagian warga Vietnam Selatan berhasil mencapai Indonesia, khususnya Pulau Galang dan Tanjung Pinang. Dari sanalah, kisah Pulau Galang sebagai kamp pengungsian warga Vietnam dimulai.
Warga Vietnam menaiki perahu dan selama beberapa waktu terombang-ambing di Laut China Selatan tanpa tujuan jelas.
Dengan tiket masuk cukup Rp 15 ribu pengunjung bisa menulusuri bangunan dan peninggalan bersejarah Minggu 14 Juli 2024, Pengunjung tidak hanya dari Kota Batam, tapi terkadang dari orang Vietnam.
“Mantan-mantan pengungsi pun pernah berkunjung kesini untuk mengingat masa lalu,” ujarnya.
250 ribu pengungsi Vietnam pun hidup di Pulau Galang yang dikhususkan sebagai penampungan sementara pada 1979-1996.
Pada saat itu, Komisi Tinggi Urusan Pengungsi PBB dan Pemerintah Indonesia menyediakan dan membangun Kawasan seluas 80 hektar sejumlah fasilitas di Pulau Galang.
Sarana yang dibangun, di antaranya barak pengungsian, tempat ibadah, rumah sakit, dan sekolah. Fasilitas tersebut digunakan oleh para pengungsi dari Vietnam.
Kini kawasan ini menjadi museum kemanusiaan dibawah pengelolaan BP Batam. Di lokasi masih tampak sejumlah masyarakat yang datang berkunjung menikmati wisata sejarah, khususnya masyarakat Batam.Tempat ibadah di pulau ini adalah Vihara Quan Am Tu, Gereja Katolik Nha Tho Duc Me Vo Nhiem, gereja protestan, dan mushala.
Tidak hanya itu, dibangun pula penjara bagi pengungsi yang melakukan tindak kriminal. Di Pulau Galang juga dibangun pemakaman bernama Ngha Trang Grave.
“Sejak pandemi COVID-19, jumlah kunjungan ke Camp Vietnam mengalami penurunan. Sebelum pandemi, hampir setiap hari masyarakat datang berkunjung, “ungkapnya.
Amel menyampaikan Ia berharap pengelola harus menyediakan papan informasi yang detail yang dapat memberikan informasi sejarah di setiap tempat bersejarah kepada pengunjung.
“Disini tempatnya bagus tapi ada kekurangannya, yaitu kurangnya papan informasi yang menunjukan sejarah dari spot-spot yang tersedia, “Ujarnya.