Bataminfo.co.id, Batam – Kapal kontainer Shahraz hingga kini 7 Juni 2020 masih terjebak kandas di perairan Batu Berhenti Sambu, Kecamatan Belakang Padang, Kota Batam, Kepulauan Riau. Hampir sebulan sejak 11 Mei 2020 lalu posisinya bertahan terduduk diam di atas karang.
Dari informasi sementara, kapal yang berlayar di bawah bendera Iran ini diketahui bertolak dari Port Klang, Malaysia pada 10 Mei 2020 lalu, dengan tujuan Yangshan Port, Shanghai. Namun naas, baru sehari memulai perjalanan ketika berada diantara laut Indonesia-Singapura kapal keluar alur dan menghantam karam pada posisi 1 ° 11 ‘15.299 “N, 103 ° 52’ 51.24” E.
Kandasnya kapal berukuran panjang keseluruhan (LOA) 299,2 meter dan lebar 40 meter, dengan berat 86018 t (Summer DWT) ini diperkirakan mengakibatkan terumbu karang disekitarnya rusak seluas lunas atau bagian bawah kapal. Selain itu juga dikabarkan menyebabkan paparan tumpahan minyak di sekitaran lokasi perairan.
Berdasarkan pantauan di lokasi kejadian,
tampak kapal yang mengangkut 25 orang kru kapal dan bermuatan ratusan kontainer ini kondisinya tengah dipasangi oil spill untuk mengakomodir jika terjadi tumpahan oli atau Marine Fuel Oil (MFO). Pemasangan ini dilakukan agar tidak terjadi penyebaran tumpahan oli seiring dengan pengaruh pasang surut. Bau minyak atau oli masih kental tercium di sekitaran lokasi.
Sementara di sisi kanan kapal terdapat cranebase yang akan digunakan untuk mengevakuasi muatan kapal berupa ratusan kontainer. Direncanakan pemindahan kontainer dengan cara ship to ship dilakukan pada Minggu (07/06/2020).
Sementara itu, dari badan kapal terlihat adanya patahan di bagian tengah kapal dan posisi kapal sudah tampak miring ke kiri. Salah seorang kru kapal yang menggunakan wearpack biru tampak berdiri di sisi kanan belakang kapal.
Kasiops Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Tanjung Balai Karimun, Abdul Rahman mengatakan, penyebab insiden kecelakaan ini bukan karena kelalaian, melainkan kandas karena saat berlayar menghindari dua kapal nelayan yang masuk rute pelayaran kapal besar.
“Kemarin kita sudah rapat dan melihat dari sonar radar itu ada kapal nelayan masuk rute pelayaran, padahal sudah kita ingatkan tidak boleh ada aktifitas disana. Jadi insiden ini indikasinya karena mengelak kapal nelayan tadi, kapal dibelokkan dan makannya menghantam lalu nyangkut disitu,” terangnya.
Ia menjelaskan, penyebab kapal belum juga ditarik keluar dari posisi kandasnya itu karena memang masih menunggu pemindahan tumpukan kontainer dari atas kapal. Ini penting dilakukan untuk mengurangi beban saat terjadinya penarikan.
“Aktifitas sekarang sudah didatangkan alat untuk memindahkan kontainer tersebut, didatangkan langsung owner dengan menunjuk agennya. Nanti kalau kontainer sudah dipindahkan, kapalnya kosong baru nanti ditarik,” kata dia.
“Kita juga nanya terus kapan ini mau dikerjakan, karena di pihak owner bilang sedang cari alat lagi free. Kemarin saya dapat informasi alat sudah datang, dalam beberapa hari ini pemindahan kontainer sudah dapat dikerjakan,” sambungnya. (nio).