Bataminfo.co.id, Batam – Aktivis Kebijakan Pemerintah, Adiya Prama Rivaldi, menilai, kontroversi dan kebijakan yang semakin memanas di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terutama Batam, membuat ekonomi di kota itu melemah karena Wali Kota Rudi terlalu cepat memamerkan kekuatan politik.
Rudi dinilai seakan-akan Pemilu berlangsung esok hari. Menurut pengamatan Adiya, Wali Kota Rudi terlalu cepat mengambil kesimpulan serta mengkokohkan pondasi politik untuk ajang 2024. Sehingga, terlupa bahwa ekonomi Kota Batam sedang terperosok dari tahun sebelumnya.
“Rudi lebih memilih eksis di publik untuk mengambil hati rakyat dengan cara turun mengumpulkan RT/RW mulai dari kota besar hingga ke pulau-pulau terpencil, serta memilih membagikan sekampit beras berlogo wajahnya dibandingkan memperkokoh ekonomi Batam yang lebih baik,” paparnya.
Adiya berpesan, sebaiknya Rudi fokus membangun dan menguatkan ekonomi Batam. Selain itu, membantu Gubernur Kepri Ansar Ahmad untuk memulihkan ekonomi Kepri yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
“Dibandingkan memaksakan diri mencari popularitas di masyarakat. Pandemi Covid-19 juga belum berakhir dari awal 2020 hingga saat ini,” ungkapnya.
Selain diminta fokus memulihkan perekonomian Kota Batam, Rudi juga disarankan menciptakan lapangan kerja. Karena, Batam merupakan kota terbanyak penduduk miskin dari 7 kabupaten/kota se-Provinsi Kepri.
Juru Bicara Menteri BUMN Arya Sinulingga, belum lama ini menuturkan bahwa perekonomian di wilayah Sumatera tertinggi tetapi tidak untuk Batam.
“Wali Kota Rudi harusnya bisa bercermin dan profesional dalam menangani anjloknya perekonomian Batam dan menuntaskan kemiskinan terbesar di Kepri,” tutur Adiya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam dengan Nomor 05/01/2171/Th.III, 4 Januari 2022 menjelaskan bahwa persentase kemiskinan penduduk Batam pada Maret 2021 naik menjadi 5,05 persen.
“Terlihat jelas penduduk miskin di Batam meningkat pesat di tahun 2016 dimulainya kepemimpinan Rudi yang awalnya hanya 57,290 jiwa hingga menuju Maret 2021 meningkat drastis menjadi 77,170 jiwa,” ujar Adiya lagi.
Dia menyayangkan seorang Rudi terlalu fokus akan politik praktisnya sehingga terlupa bahwa masih banyak penduduk miskin di Kota Batam. (yas)