Batam  

Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu Tempe di Batam Menjerit

Bataminfo.co.id, Batam – Sejak beberapa waktu belakangan ini, harga kedelai melonjak tinggi para perajin tahu tempe menjerit.

Seperti halnya yang dirasakan, Daniel, perajin Tahu Tempe di Baloi Kolam Kota Batam. Kenaikkan harga Kedelai yang merupakan bahan baku utama cukup dirasakannya. Untuk itu jumlah produksi itu ia kurangi.

“Kita biasa produksi per hari itu 14 sampai 15 gilingan Tapi sekarang itu jadi menurun produksi kita jadi 6 sampai 7 gilingan saja malah. Karena harga kedelai woww…lagi meledak sekarang. Pokoknya ngeri sekarang. Pendapatan tentu berkurang. Apalagi datang covid pula kan,” ujar Daniel saat ditemui di tempatnya.

BACA JUGA:   Pemko Batam Fokus Pemulihan Ekonomi

Saat ini, kata Daniel, harga kedelai perkarung 50 kilogram sebesar Rp600 ribu. Padahal sebelumnya hanya berkisar sekitar Rp 320 ribu.

“Walaupun begitu, ukuran dan harga tetap normal. Kalo nggak gitu, nanti pembeli malah berkurang kan. Hanya per pack nya aja kita naikan dari harga 5000 ribu ke 6000 ribu aja,” terangnya.

Daniel mengaku tak mampu memproduksi tempe, melainkan hanya tahu. Karena tak mau mengambil resiko. Apalagi saat ini harga kedelai yang melambung tinggi, ia kuatir tak sanggup membayar karyawannya.

BACA JUGA:   Bantah Politik Uang, Ahars Sulaiman : Acara di Golden Prawn Itu Khusus Timses Insani

“Kita hanya produksi tahu aja dek. Tak berani tempe. Tahu aja kita ini kedelai lagi naik harga, takut tak sanggup bayar karyawan dek. Kalo ini tahu putih dan kuning kita antar ke Pasar-pasar di Batam. Terutama Samarinda Toss 3000,” ucapnya.

Merasa menjerit akibat tingginya harga kedelai, Daniel tak hanya meminta kepada Pemerintah kota Batam, melainkan dirinya juga meminta langsung kepada Presiden Jokowi agar memperhatikan hal ini. Ia berharap, harga kedelai kembali normal seperti semula.

BACA JUGA:   1.211 Pasien Covid-19 di Batam Sembuh, Sekda : Terus Jaga Imun Tubuh

“Kita minta sama pihak Pemerintah agar diperhatikanlah. Supaya harga kacang kedelai ini jangan terlampau tinggi. Karena kan kita juga keluar biaya untuk air, listrik. Ditambah lagi bayar 6 karyawan. Saya dan anak juga ikut kerja. Karna kalo nggak gitu, nggak sanggup menggaji. Untuk itu, saya minta kepada Pak Jokowi supaya dibantulah. Jangan terlalu mahal kacang. Karena kami untungnya dari kacang aja. Kalo nggak turun, macam mana kami dapat untungnya,” tandasnya. (Non)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *