Bataminfo.co.id, Tanjungpinang – Pariwisata Kepulauan Riau benar-benar diperhitungkan di tingkat nasional. Sempat menjadi gerbang masuk Wisman nomor dua di Indonesia setelah Bali, Kepri dinilai memiliki banyak ‘senjata rahasia’ untuk menarik Wisman. Itulah yang membawa Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan saat melakukan kunjungan ke Kepri.
“Kami ingin juga ada direct plane dari mancanegara ke Kalimantan Selatan. Karena Bandara kami, Syamsuddin Noor itu sudah Bandara Internasional, tapi baru melayani Umrah saja,” ujar M. Syarifuddin, Kadis Pariwisata Kalimantan Selatan saat diterima di Ruang Kerja Kadis Pariwisata Kepri, Rabu (3/11).
Dengan adanya penerbangan langsung dari mancanegara, Syarifuddin berharap dapat memberikan dampak positif pada PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto). Syarifuddin mengaku sektor pariwisata dituntut untuk memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD).
“Nanti apa-apa yang bisa digali, menjadi masukan untuk menambah PAD,” sebut Syarifuddin. Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Buralimar memberi gambaran bahwa sebelum pandemi Covid-19 lalu, Singapura, Malaysia, China dan India menjadi negara penyumbang kunjungan Wisman terbesar ke Kepri.
“Kita terkejut dengan India. Tadinya nomor empat itu ada Korea atau Jepang, tiba-tiba mereka tersingkir dan India naik ke posisi empat. Dibandingkan dengan Wisman lain, masa tinggal Wisman India cukup lama, bisa sampai tujuh hari,” sebut Buralimar.
Hanya saja yang menjadi kendala Wisman India, mereka tidak cocok dengan kuliner di Indonesia termasuk Kepri. “Jadi mereka bawa makanan sendiri, rempah-rempah mereka bawa sendiri. Tapi ada beberapa rumah makan di Batam yang mereka cocok. Seperti Martabak Har itu mereka masuk,” tambah Buralimar.
Bukan tak mungkin Kalimantan Selatan membuka penerbangan langsung dari luar negeri. Buralimar menyarankan agar Syarifuddin mengajak maskapai yang biasa melayani perbangan carter. “Dulu di Tanjungpinang ini selama tiga bulan, setiap lima hari sekali ada pesawat carter dari China. Itu full, sekitar 200 orang,” ujar Buralimar.
Selama ini Wisman yang berkunjung ke Kalimantan Selatan, didominasi oleh Wisman dari Timur Tengah seperti Yaman. Buralimar menyarankan, agar Kalimantan Selatan fokus saja menggaet Wisman dari Timur Tengah.
“Tapi kita juga harus menggandeng berbagai instansi. Selain asosiasi pariwisata dan sebagainya itu, juga harus menjalin hubungan dengan Imigrasi. Karena mereka yang mengurus dokumen,” saran Buralimar.
Tak hanya berkunjung ke Dinas Pariwisata Kepri saja, Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan juga akan mengunjungi sejumlah objek wisata di Kepri. Termasuk kawasan Lagoi dan Batam. Disamping itu Syarifuddin juga mengajak serta jajaran dari Sub Bagian Perencanaan, Keuangan dan Aset.
“Karena Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan masih berstatus tipe B, maka perlu mengggali apa yang dapat dilakukan untuk naik ke tipe A. Dinas Pariwisata Kepri kan sudah tipe A. Juga terkait cascading dan sebagainya itu, harus kita pelajari,” tambah Syarifuddin.