Site icon BatamInfo.co.id

Koki Hotel Penuin Ditemukan Tewas di Kamarnya, Diduga Terinfeksi HIV

BFS (46), ditemukan tewas tergeletak di kasur dalam salah satu kamar hotel Penuin, Lubuk Baja, Minggu (5/12/2021) siang. foto: dok Polsek Lubuk Baja

Bataminfo.co.id, Batam – Seorang pria berinisial BFS (56) berprofesi sebagai koki di Hotel Penuin, Lubuk Baja, ditemukan tewas membusuk di dalam kamar hotel  tempatnya bekerja, Minggu (5/12/2021) sekitar pukul 12.30 WIB.

Saat ditemukan kondisi tubuh pria kelahiran Madiun 25 Juli 1975 itu, dalam keadaan membiru dengan posisi terlentang diatas kasur menggunakan baju kaos berwarna hitam dan celana pendek berwarna hitam.

Kapolsek Lubuk Baja AKP Budi Hartono mengatakan, jasad pria tersebut pertama kali ditemukan oleh salah seorang saksi yang merasa curiga lantaran korban sejak pagi belum terlihat.

“Saat itu, saksi mendatangi kamar korban BFS (46) untuk mencari keberadaannya yang sejak pagi belum kelihatan. Setelah tiba di depan pintu kamar, saksi mengetuk kamar dan memanggil korban, namun tidak ada jawaban dari dalam kamar,” ujar Budi.

Kemudian, saksi membuka pintu kamar dengan menggunakan kunci master dan saat pintu di buka ia melihat korban dalam keadaan terlentang di atas tempat tidur.

“Saksi sempat memeriksa kondisi korban dan ternyata sudah meninggal dengan badan yang membiru,” bebernya.

Setelah menemukan korban BFS (46) dalam kondisi meninggal dunia, selanjutnya saksi memberitahukan kejadian itu kepada management hotel.

“Saat di TKP, tidak ditemukan barang-barang pribadi milik korban yang hilang dan berdasarkan keterangan saksi korban rutin izin berobat pada seminggu terakhir,” tuturnya.

Selain itu, masih di dalam TKP, Polisi juga menemukan obat-obatan milik korban jenis Nevirapine, Lamivudine, Zidovudine yang merupakan obat untuk pengobatan infeksi HIV dan dua bungkus obat penambah stamina/obat kuat.

“Korban terakhir bekerja sebagai koki di Hotel Penuin pada hari Kamis (2/12/2021). Saat ini korban telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri untuk dilakukan Otopsi,” pungkasnya. (yog)

Exit mobile version