Site icon BatamInfo.co.id

Korban Kasus Penggelapan Mobil di Batam Terus Mencuat, Korban: Polisi Kurang Tanggap

Keterangan foto : Beberapa Korban Yang Di Wawancara

Bataminfo.co.id, Batam, 11 Agustus 2024 – Kasus penggelapan mobil dengan modus takeover kembali terjadi di Batam.

Anggi Yuli, salah satu korban, menceritakan bagaimana dirinya tertipu oleh komplotan pelaku pada Maret 2024. Berawal dari kesulitan ekonomi yang dialaminya, Anggi memutuskan mencari pihak yang bersedia melakukan takeover kendaraan melalui media sosial pada 24 Maret 2024.

Tak lama kemudian, Anggi dihubungi oleh seorang pelaku melalui WhatsApp yang menyatakan minat untuk mengecek mobil di rumahnya. Pada hari itu, tiga orang datang untuk bertemu dengan Anggi. Mereka adalah Stefanus, Ahmad, dan Andre Patriadi, di mana Stefanus diduga sebagai pelaku utama. Ketiganya berhasil membujuk Anggi dengan janji akan melanjutkan pembayaran mobil hingga lunas.

Mobil yang diambil pelaku adalah Honda Mobilio berwarna abu-abu metalik. Meski proses administrasi belum selesai, pelaku mengajak Anggi untuk menyelesaikannya di notaris dan meninggalkan sebuah mobil Honda Brio sebagai jaminan sementara. Namun, tiga hari kemudian, mobil Brio tersebut diambil oleh seseorang yang mengaku sebagai adik dari pelaku, tanpa sepengetahuan Anggi bahwa mobil tersebut adalah mobil rental bukan mobil milik pelaku pribadi.

Setelah kejadian itu, pelaku menghilang tanpa jejak. Anggi kemudian menemukan bahwa dirinya bukan satu-satunya korban, melainkan ada 13 korban lainnya.

Pada 2 Juni 2024, para korban memutuskan untuk melaporkan kasus ini ke Polda Kepulauan Riau dan diarahkan untuk membuat laporan pencurian mobil (LPM).

Minggu ini, diketahui bahwa dua mobil lainnya, yaitu Toyota Agya putih dengan plat BP 1486 IQ dan Honda Brio merah dengan plat BP 1675 CR, juga telah digelapkan oleh komplotan yang sama.

Anggi menyampaikan kekecewaannya terhadap pihak kepolisian yang dinilai kurang tanggap dalam menangani kasus ini, dan ia meminta agar pihak berwenang lebih serius dalam menyelidiki dan menindaklanjuti kasus yang telah merugikan banyak korban ini.

“Minta anggota kepolisian lebih tanggap lagi. Kita mau ngadu ke siapa lagi? Kalo engga ke pihak kepolisian, “Ujarnya.

Para korban menduga bahwa komplotan ini terdiri dari pelaku-pelaku yang telah sering melakukan modus kejahatan serupa, namun dengan rekan yang berbeda. Mereka berharap agar kasus ini segera dituntaskan untuk mencegah lebih banyak korban lainnya.

Exit mobile version