Site icon BatamInfo.co.id

Diduga Kangen Istri dan Anak, Seorang Napi Kabur Dari Rutan

Foto: Napi yang kabur dari Rutan Bantul, Musmulyadin, Kamis (20/8/2020). (Dok Kepala Rutan Kelas IIB Bantul, Doni Handriansyah)

Bataminfo.co.id, Bantul – Musmulyadin (28) warga binaan Rutan Kelas IIB Bantul kabur dari penjara yang dikenal dengan Lapas Pajangan. Pria yang dipenjara karena perkara 363 KUHP itu kabur dengan cara melompat dari tembok Lapas.

Kepala Rutan Kelas IIB Bantul, Doni Handriansyah membenarkan hal tersebut. Peristiwa itu terungkap berawal pihanya mendapat informasi adanya seseorang di atas loteng kemarin sore, setelah waktu Salat asar.

“Dari laporan itu, semua warga binaan dimasukkan ke dalam kamar. Kami apelkan dan hitung ulang. Ternyata kurang satu orang,” ujar Dony, Kamis (20/8/2020).

Pihaknya, kata Dony, langsung melakukan penyisiran di sekitar lokasi dan berkoordinasi dengan pihak Kepolisian. Tak hanya itu, petugas juga langsung memeriksa rekaman kamera CCTV yang terpasang di rutan tersebut.

“Kami langsung koordinasi dengan polsek dan polres. Selain itu seluruh anggota kami sudah menyebar untuk menangkap napi tersebut” ucapnya.

Doni menyebut jika pria asal Dusun Tenga, Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat ini kabur dengan memanfaatkan loteng masjid di dalam rutan. Dari loteng tersebut, dia berpindah ke bangunan lain untuk memanjat tembok dan selanjutnya keluar dari rutan.

“Jadi pertama dia manjat tembok masjid, naik ke loteng masjid, dari loteng masjid kan sebelahnya itu adalah loteng bangunan kamar blok, nah dia loncat ke loteng kamar dan loncat ke bawah,” katanya.

“Setelah itu dia manjat dinding, dilihat dari CCTV, tanpa alat dia manjat dinding sampai ke titik atas, (sampai) menara (pengawas) dia loncat lagi keluar (dari rutan),” imbuh Doni.

Bahkan, dari hasil pemantauan CCTV, napi tersebut hanya memerlukan waktu kurang dari 1 menit untuk bisa kabur dari rutan. Apalagi Musmulyadin kabur tanpa menggunakan alat bantu apapun.

“Jadi dia 2 kali loncat, dari dinding ke halaman dalam kemudian dia naik lagi ke dinding bagian terluar, setelah naik dia lompat keluar. Nah kita juga sempat bingung, karena dia tidak ada satu menit, kisaran 50 detik. Mulai dari loteng turun, naik lagi (tembok), lompat lagi,” ujarnya.

Terkait keberadaan petugas yang berjaga di menara pengawas, Doni mengaku saat itu sedang kosong. Doni mengatakan hal itu karena keterbatasan personel yang berjaga.

“Kita kekurangan orang, per piket hanya 7 orang, 7 orang itu 4 berada di masing-masing blok yang ada di bawah, 2 di pintu dan 1 komandan jaga,” ucapnya.

Terlebih, bangunan rutan ini kata Doni terbilang masih lama. Mengingat tembok terluar rutan memiliki tinggi 4,5 meter sedangkan untuk standar yang terbaru seharusnya 6 meter.

“Karena itu pos (pengawas) kurang terisi karena keterbatasan petugas. Karena kita ada 4 blok dan masing-masing blok dijaga 1 petugas. Jadi untuk menara kita sangat kekurangan (petugas),” lanjut Doni.

Doni menyebut, warga binaan yang kabur terjerat perkara pencurian dengan pemberatan. Selain itu, yang bersangkutan baru menjalani 3 bulan masa hukuman.

“Dia perkaranya 363 KUHP hukumannya 1 tahun 4 bulan dan sudah jalanin 3 bulan. Dari penelusuran ke orang dekatnya, dia mengeluhkan kangen kepada istri dan anaknya,” ucapnya.

sumber : detik.com

Exit mobile version