Ket Foto: Kondisi SMPN 28 Batam saat terendam banjir akibat diguyur hujan deras | Rabu, (25/23) | dok.BI

Bataminfo.co.id, Batam – Curah hujan dengan intensitas yang tinggi mengguyur sebagian besar wilayah di Kepulauan Riau (Kepri) termasuk kota Batam hingga mengakibatkan salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 28 Batam terendam banjir. Rabu, (25/01/2023).

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat setempat, hujan yang terus mengguyur hingga tak kunjung berhenti membuat lapangan sekolah, ruang guru dan beberapa kelas untuk belajar dipenuhi banjir.

Pada saat ditelusuri langsung oleh Bataminfo.co.id, tampak sebagian ruang masih dalam keadaan basah, sementara lapangan sekolah yang sempat terendam banjir telah dibersihkan oleh pihak sekolah. Dari informasi yang diperoleh, sekolah tersebut memang sering dibanjiri setiap tahunnya, hingga menyulitkan aktifitas di sekolah.

Ketua Komite SMP Negeri 28 Batam, Abdul Nasri membenarkan sekolah tersebut memang sempat terendam banjir akibat diguyur hujan yang sangat deras dan tak henti-henti.

“Iya memang SMPN 28 banjir lagi, karna hujan lebat dan awet 3 hari ini, karna debit air curah hujan yang besar, sedang parit untuk aliran air hujan tidak mampu menampung dan lewat diparit, terutama yang di gorong-gorong Perum Geisha dan Mirabela yang menuju ke Botania 1. Ya sebelumnya juga ada banjir bila hujannya lebat dan tak berhenti sampai 2 hari,” ungkap Abdul saat diwawancarai Bataminfo.co.id.

Kepada Bataminfo.co.id, Abdul juga menjelaskan faktor penyebab sekolah mereka terendam banjir hingga selutut orang dewasa. Kata dia, parit besar di depan sekolah bila mengalami penyumbatan, maka akan berakibat terjadi banjir deras ke sekolah tersebut.

“Bisa juga banjir walau hujan 1 hari apabila gorong-gorong parit antara Perum Geisha dan Marbella penuh dengan sampah baik kayu, plastik maupun pepohonan tumbang yang menutup permukaan gorong gorong tempat laluan air dari parit SMPN 28 Kelaut. Parit dari SMPN 28 ke gorong gorong ke Perum. Geisha menuju Botania 1 terbuka sedang dari Gorong-gorong antara Geisha dan Perum PKP Gorong-gorong tertutup dan terpendam 13 Meter di bawah tanah yang menuju ke laut. Paritnya bentuk U,” tutur dia.

Untuk mengantisipasi terjadinya banjir, kata Abdul, pihak mereka juga secara rutin membersihkan parit di sekitar sekolah agar tidak ada sampah yang menyumbat ke parit-parit tersebut. Abdul bahkan mengatakan, proses belajar mengajar antara Siswa-siswi dan guru di kelas terpaksa dihentikan bila dampak banjir yang tinggi.

“Maka perlu pemeliharaan rutin dengan pembersihan permukaan gorong gorong setiap 2 bulannya dari sampah dan sedimen pasir yang menghambat air lewat. Dan seperti sekarang, permukaan gorong gorong bersih, tapi hujan lebat, ya banjir juga karna parit tidak bisa menampung debit air yang besar. Kalau sudah terdampak kena banjir dan tinggi maka dihentikan proses belajar mengajarnya,” pungkasnya. (Non/BI)